Rabu, 06 Maret 2024
Merah Merona Nasi Goreng Finna di House of Wok
Senin, 18 Desember 2023
Pengalaman Buruk Saat Promo Buy One Get One, Jangan Terjadi di Kamu
Niat hati belanja roti buy one get one. Saat dimakan rumah, ternyata rotinya sudah jamuran. Lho, kok bisa?
Minggu, 22 Oktober 2023
Kafe Pisang di Rumah Sakit PHC Surabaya
Kafe Pisang. Baru kali ini menemukan kafe yang membuat saya merasa tak berada dalam rumah sakit.
Nostalgia Kafe Pisang
Terkesan Pelayanan
Senin, 09 Oktober 2023
Review Resto Seoul Bunsik, Nuansa Korea di Tunjungan Surabaya
Ramainya resto makanan Korea Seoul Bunsik di Jalan Tunjungan Surabaya bikin saya penasaran. Pengunjung sampai mengantri di trotoar.
Seoul Bunsik, resto makanan Korea di Tunjungan, Surabaya. Foto oleh @katanieke |
*
Sudah sejak lama saya dan bestie Effie ingin menjajal makanan Korea di Seoul Bunsik, Jalan Tunjungan Surabaya. Sebenarnya ide ini datang dari Effie. Kami berencana bertemu, ngobrol sambil makan. Lalu terlontarlah ajakan itu.
"Niek, kamu tahu enggak di Jalan Tunjungan itu ada resto Korea?" tanya Effie.
Hah? Waduh, padahal saya kerap wira-wiri jalan Tunjungan tapi kok ketinggalan info soal ini ya. "Oya? Sebelah mana?"
Effie kemudian membuka mesin pencari Google di ponselnya. Ketik nama resto, tadaaa... keluar Seoul Bunsik, alamat, berikut beberapa fotonya. Ia menunjukkan temuannya di layar ponsel.
"Owww, padahal sering lewat jalan Tunjungan. Kok enggak pernah merhatiin ya," saya bergumam.
"Sepertinya ini di sisi sebelah kanan Tunjungan," ucap Effie setelah membuka peta di Google.
"Boleh, yuk kita cobain."
Effie menyalakan mesin mobilnya. Cuaca siang itu terik. Saat itu sekitar pukul setengah satu siang. Perut juga sudah meronta-ronta. Kami berencana makan siang di Seoul Bunsik.
Seoul Bunsik Tunjungan Surabaya. Foto oleh @katanieke |
Sesampainya di Jalan Tunjungan, mobil sengaja melipir di sisi kanan. Mobil diparkir di tempat khusus parkir mobil yang kami perkirakan letaknya tak begitu jauh dari Seoul Bunsik. Lalu kami berjalan kaki.
Ternyata memang tidak jauh. Sayangnya, kami hanya dapat menatap bangunan resto Seoul Bunsik yang masih tertutup separuh tirai besinya. Di pintu terpampang tulisan 'Closed'. Ah! Rupanya Seoul Bunsik baru buka pukul lima sore. Effie membuka ponselnya dan mencermati hasil pencariannya di Google.
"Ya ampun, aku tadi lupa lihat jam bukanya. Ternyata ada di sini, memang buka jam 5 sore," tuturnya.
Akhirnya kami memutuskan jalan sepanjang Jalan Tunjungan, masuk ke Pasar Tunjungan dan memilih salah satu resto di sana. Toh, kami masih penasaran dengan Seoul Bunsik. Maka kami pun merencanakan kembali untuk makan bersama di sana, di waktu berikutnya.
Kali ini kami merencanakan dengan matang agar tidak kecele. Bahkan, kami janjian memakai dress code: baju seragam SMA ala drama Korea. Alhasil saya jadi riset nonton trailer drakor-drakor yang tokohnya anak SMA. Mengamati baju seragamnya seperti apa.
Kebetulan saya baru saja menuntaskan nonton B*tch X Rich yang pemeran utamanya Yeri Red Velvet. Suka banget dengan seragam SMA yang pakai blazer. Langsung deh buka lemari, cari-cari blazer, kemeja putih, dan rok hitam selutut. Nemu! Plus, saya kreasikan dengan vest warna coklat. Lumayan juga untuk orang yang enggak pernah beli baju baru selama 10 tahun. (Iya, saya diet pakaian demi lingkungan).
Lantaran kami kini tahu Seoul Bunsik buka sore, maka jam janji bertemu pun menjadi pukul 4 sore di Indomaret Jalan Tunjungan. Bangunan Indomaret persis berada di sebelah Seoul Bunsik. Sambil menunggu, kami duduk-duduk dulu sambil ngeteh atau ngopi di Points Indomaret.
Saat saya datang, ternyata Effie sudah tiba duluan di Indomaret Tunjungan. Ia memilih kursi meja yang berada di sisi luar bangunan. Pakaian Effie tak kalah keren dan mengandalkan koleksi pakaian yang sudah ada. Rok selutut, kemeja putih dan sweater warna abu-abu. Persis gaya-gaya seragam SMU di drakor.
Pukul lima sore, kami sudah melihat antrian pengunjung di depan Seoul Bunsik. Jadi kami memutuskan menunggu antrian mereda. Menjelang pukul setengah enam, kami beranjak ke Seoul Bunsik.
Review Seoul Bunsik
Bangunan resto Seoul Bunsik menyerupai resto street food ala Korea. Pada sisi sebelah kanan terdapat kaca putih besar yang memperlihatkan tempat memesan makanan beserta beberapa hidangan. Kayak masakan Padang itu lho, kan biasanya ada yang dipajang di meja kaca. Sementara di sisi kiri dindingnya dicat oranye, terdapat cermin. Pintu masuk tepat di tengah.
Seoul Bunsik di Jalan Tunjungan Surabaya. Foto oleh @katanieke |
Menu resto dipasang di sisi jendela kaca agar orang yang berada di luar bangunan bisa mengetahui menu sebelum memutuskan masuk. Seorang karyawan resto pria mengenakan seragam berdiri dekat pintu masuk sambil membawa buku menu.
"Ada yang bisa dibantu, Kak?" ia bertanya ketika melihat saya sedang membaca menu yang terpasang di jendela kaca.
"Ya, kami mau makan di sini," jawab saya. Saya dan Effie menunjuk nama makanan yang kami minati di menu.
"Untuk menu ramyeon, itu porsinya sangat banyak, Kak. Jadi bisa untuk dua orang. Nanti disediakan mangkok dan peralatan makan," dia menjelaskan.
Kemudian ia mempersilakan kami masuk, apalagi bagian dalam sudah tidak terlihat antrean. Begitu memasuki ruangan, kami disambut ucapan "annyeonghaseyo" dengan pengucapan logat Korea. Seorang pria yang tekstur wajahnya khas Korea yang mengucapkannya. Ia berpakaian kasual.
Seoul Bunsik di Jalan Tunjungan Surabaya. Foto oleh @katanieke |
Kami dipersilakan memesan langsung di kasir. Selain ramyeon, saya dan Effie tertarik memesan tteobokki. Kasir menjelaskan bahwa tteobokki pedas. Wah, jujur saja, saya orangnya tidak kuat makan makanan pedas. Bertolak belakang dengan Effie. Akhirnya saya pesan gimbab dengan cheddar yang kejunya mantul banget.
Usai membayar kami diberi sebuah alat berukuran kecil yang akan berbunyi apabila hidangan telah siap. Pengunjung mesti mengambilnya sendiri ke bagian kasir. Sambil menanti, saya dan Effie naik ke lantai dua. Kami memutuskan duduk di sana.
Sekitar lima belas menit, alat kecil itu berbunyi. Saya turun ke bawah mengambil makanan yang kami pesan. Sebelum makan, kami memotret-motret makanan dulu.
Saya terkesan dengan porsi ramyeon yang benar-benar jumbo. Mangkoknya saja super besar. Rupanya karyawan yang tadi menjelaskan kepada kami tidak hiperbola, tapi realita. Sementara gimbab keju cheddar panjangnya sekitar 30 sentimeter dengan ukuran yang montok.
Ramyeon sebenarnya pedas. Entah kenapa lidah saya masih bisa toleransi. Kuah ramyeonnya itu segar dan seperti ada rasa kimchinya. Warna kuahnya merah menggoda dengan aroma yang sedap. Sementara gimbabnya pulen.
Effie memutuskan memesan tteobokki. Ia turun ke bawah. Sekitar lima menit kemudian, ia kembali ke meja sudah dengan membawa sepiring tteobokki di tangannya. Penampakan tteobokki? Huaduh, kuahnya lebih merah daripada ramyeon. Dan memang, tteobokki ini di lidah saya terasa pedas--walau menurut Effie level pedasnya biasa saja. Hahaha.
Tteobokki di Seoul Bunsik Tunjungan Surabaya. Foto @katanieke |
Saya mengambil tteobokki ke mangkok kecil saya dan menyiramnya dengan kuah ramyeon. Mengaduk-ngaduknya sebentar dengan harapan rasa pedasnya bisa dinetralisir dengan kuah ramyeon. Lalu memasukkan potongan kecil ke mulut. Aha, berhasil. Tteobokkinya jadi tidak pedas!
Saya dan Effie merasa makanan ini cocok di lidah. Entah apakah karena kami juga penggemar drama Korea. Saya juga terkesan dengan pelayanan resto yang cukup sat-set dan karyawan yang sanggup menjelaskan detail menu makanan ke pengunjung.
Kami berencana balik lagi ke Seoul Bunsik untuk mencicip bingsoo--semacam es campurnya atau es telernya Korea.
Seoul Bunsik, Jalan Tunjungan no. 64 Surabaya (sebelah Indomaret).
Buka pukul 17.00-22.00.
Salam,
Kata Nieke
Kamis, 15 Desember 2022
Bus Otomatis Pertama di Indonesia Ada di The Breeze BSD City
Bus otomatis pertama di Indonesia yang dihadirkan Sinar Mas Land ada di The Breeze, BSD City. Kepoin, yuk.
Bus otomatis tanpa sopir pertama di Indonesia di The Breeze, BSD City, Tangerang, Banten. Sumber foto: Sinar Mas Land. |
Jumat, 04 November 2022
Kuliner di Kediri: Lezatnya Ikan Bakar di O Seafood
Nemu tempat makan enak di Kediri, Jawa Timur. Resto O Seafood ini menyajikan ikan segar dalam menunya dengan harga terjangkau. Ini reviewnya.
Pengalaman makan siang di resto O Seafood, Mojoroto, Kediri. Foto pribadi @katanieke |
Jumat, 14 Oktober 2022
Jogja, Bagiku adalah 'Rumah' Kedua
Rabu, 27 Juli 2022
Halo Surabaya Heritage: Review Resto
Suka makanan Indonesia dengan suasana rumah kuno? Coba makan di Halo Surabaya Heritage.
Sabtu, 18 Juni 2022
3 Cara Berlibur di Surabaya yang Anti-Mainstream
Itinerary liburan di kota Surabaya yang unik dan anti-mainstream. Penasaran?
Itinerary ke Surabaya anti-mainstream. |
Selasa, 14 Juni 2022
5 Cara Liburan Murah dengan Kantong Tipis
Pengin liburan tapi kantong lagi tipis? Liburan itu enggak harus mahal lho. Ini 5 cara liburan dengan bajet murah.
Tips liburan hemat dan murah. |
Jumat, 04 Desember 2020
Petualangan di Jalur Pantai Utara Flores
Jalur Pantai Utara Flores menyajikan beragam keindahan alam mulai dari pantai, savana, bukit, dan pegunungan. Kisah perjalanan saya ke Maumere, Nusa Tenggara Timur, pada akhir Oktober 2012.
Rabu, 25 November 2020
Virtual Tour ke Antariksa: Main ke Bulan dan Planet Mars
Ingin tahu rasanya traveling ke antariksa? Ini cerita saya ikut virtual tour ke antariksa, bulan, dan planet Mars.
Senin, 26 Oktober 2020
Virtual Tour ke Verona: Mencari Romeo Juliet di Italia
Banyak turis berwisata ke Verona mencari jejak Romeo Juliet karya William Shakespeare. Kisah cinta Romeo Juliet, fiksi atau nyata?
Kota Verona, Italia, latar kisah Romeo Juliet. Sumber foto: Canva, poster film official. |
Rabu, 30 September 2020
Dieng, Candi Misterius di Tanah Para Dewa
Melihat candi-candi di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah, membuat kita berimajinasi menjadi seperti Indiana Jones.
Ilustrasi negeri atas awan. Sumber foto: Canva. |
Selasa, 22 September 2020
Wisata Virtual ke Seoul dan Nostalgia Drama Korea
Cerita perjalanan saya ke Seoul dengan virtual tour. Napak tilas lokasi drakor dan mencari asal mula Korean Garlic Bread.
Jumat, 18 September 2020
Berlibur ala Eat, Pray, Love di Telaga Sarangan
Kalau ingin menjalani liburan ala Eat, Pray, Love seperti Elizabeth Gilbert ternyata tak mesti harus ke Bali. Saya mencoba eat, pray, love versi saya di Sarangan, Magetan.
Danau Sarangan. Foto: Nieke |
Jumat, 07 Februari 2020
Rumah Boedi: Restoran Dekat Borobudur dengan Suasana Ubud
Kalau mau mencari restoran unik dengan suasana alami dengan suasana pedesaan, cobalah singgah ke Rumah Boedi di Kecamatan Borobudur, Magelang. Hampir dua jam dari Yogyakarta. Menu makanan enak, suasananya seperti di Ubud, Bali.
Jumat, 17 Januari 2020
Mengintip Kamar Mewah Rp 30 Juta per Malam di Hotel Majapahit Surabaya
Kalau mendengar kamar mewah di hotel yang harganya Rp 30 juta semalam, apa yang ada di benakmu? Sebagai anggota sobat missqueen dan kelas menengah ngehek, saya beruntung berkesempatan mengintip kamar itu. Kamar mandinya bath tube lapis emas, serasa putri bangsawan bayangin berendam di sana.
Jumat, 20 September 2019
Biar Liburan Asyik, Ini Cara Tetap Sehat Saat Traveling
Minggu, 11 Agustus 2019
Cara Agar Rambut Panjangmu Tampak Indah di Foto-foto Liburanmu
Ingin agar rambutmu tetap terlihat indah di foto-foto liburanmu? Ini rahasianya.
Saya sedang berpose di Kebun Teh Lawang. Foto: Nieke. |