Banyak turis berwisata ke Verona mencari jejak Romeo Juliet karya William Shakespeare. Kisah cinta Romeo Juliet, fiksi atau nyata?
Kota Verona, Italia, latar kisah Romeo Juliet. Sumber foto: Canva, poster film official. |
Entah apa yang ada dalam benak William Shakespeare, pujangga Inggris ketika menuliskan kisah Romeo Montague dan Juliet Capullet yang berakhir tragis. Cinta mereka tak direstui orang tua kedua pihak, karena keluarga saling bermusuhan. Meski kisah mereka adalah tragedi, tak sedikit orang-orang yang menyempatkan diri singgah ke Verona kala berkunjung ke Italia. Romeo Juliet menjadi lambang cinta sejati dan kesetiaan.
Bahkan kisah Romeo Juliet jadi inspirasi hingga generasi berikutnya dan menelurkan karya-karya baru mulai dari drama panggung, film, hingga musik. Taylor Swift saja menyebut Romeo Juliet dalam lirik lagunya, Love Story:
Romeo, save me, I've been feeling so alone
I keep waiting for you, but you never come
Is this in my head? I don't know what to think
He knelt to the ground and pulled out a ring
And said, "Marry me, Juliet
You'll never have to be alone
I love you and that's all I really know
I talked to your dad, go pick out a white dress
It's a love story, baby, just say, "Yes".
Bentar, bentar... Kira-kira anak zaman jigeum (sekarang) kenal Romeo Juliet, tidak ya? Nanti pesawat sudah mendarat di Roma, tapi ternyata tidak paham dengan kisah legendaris ini. Eman-eman lak an (Bahasa Jawa-Surabaya, yang artinya dalam konteks ini kira-kira: sia-sia dong!).
Ngintip ini dulu buat pembukaan sebelum berangkat ke Italia:
Perjalanan ke Verona
Sejak pandemi, saya banyak menghabiskan waktu beraktivitas di rumah. Sejak pandemi pula, saya banyak menemukan kesempatan atas hal-hal yang tidak bisa saya lakukan dan temukan kalau dalam keadaan normal. Salah satunya adalah mengunjungi Verona, Italia secara virtual alias wisata virtual.
Hohoho, coba saja hitung berapa biaya tiket pesawat, uang saku, visa kalau pergi beneran. Malah, sebelumnya tak terpikir sama sekali untuk menjadikan Verona sebagai destinasi. Tahunya, Italia itu ya Roma dan Venesia. Padahal Verona hanya satu jam dari Venesia.
Sampai saya membaca postingan akun Instagram Komunitas Indonesian Social Blogpreneur @komunitasisb soal jalan-jalan virtual ke Verona, bersama @wisatakreatifjakarta dengan pemandu Kak Ira Lathief @creative_traveler. Kunjungan virtual ke Verona ini untuk menelusuri jejak kisah romantis Romeo Juliet karya William Shakespeare. Wah menarik banget ini!
Belakangan saya ketahui dari Kak Ira Lathief, ternyata Shakespeare tak pernah menginjakkan kaki di Verona. Sementara ia bisa menulis Verona sebagai latar kisah Romeo dan Juliet dengan begitu hidup dan detilnya sekitar 1960-an. Bagaimana pujangga Inggris ini menemukan bahan-bahan tulisannya, padahal zaman itu belum ada internet untuk penelusuran materi? Belum ada OK Google, Siri, dan teman-temannya juga.
Konon, Shakespeare pernah membaca catatan perjalanan Dante Alighieri, pujangga Italia, yang mendeskripsikan detil soal Verona. Alighieri juga bercerita soal keluarga-keluarga tajir Verona yang saling bertikai. Jadi, kisah Romeo Juliet itu fiksi atau nyata? Jawaban pertanyaan ini saya simpan dulu, kita jalan virtual dulu yuk ke Italia.
Jumat petang 23 Oktober 2020, saya sudah bersiap di ruang tunggu memasuki aplikasi Zoom sebelum pukul 19.30. Di ruang Zoom, saya bertemu dengan teman-teman blogger yang jadi satu rombongan berangkat ke Italia secara virtual.
Sejatinya perjalanan Jakarta-Indonesia ke Roma, Italia sekitar 17 jam 25 menit. Tak ada pesawat yang mengantar langsung ke Verona, jadi turis mesti ke Roma terlebih dulu. Lantaran ini perjalanan virtual, hanya beberapa menit saja, rombongan blogger sudah tiba di negara penghasil vespa ini. Aha! Cihuy kan.
Ilustrasi perjalanan Jakarta-Roma-Verona. Foto: Canva, Google Map presentasi virtual tour |
Dari Roma, wisatawan biasanya naik kereta sekitar 4 jam menuju Verona. Karena ini virtual tour, tinggal kedip mata saja sudah tiba di Stasiun Verona Porta Nuova. Wow, mejik! Kalau yang beginian tidak perlu mas Harry Potter, cukup Kak Ira Lathief. Rombongan blogger kami bergerak menuju destinasi pertama, Piazza Bra, Verona--semacam kota tua Jakarta--dengan bus virtual juga. Kalau naik bus beneran, ya 15 menit. Tapi ini kan bus mejiknya Kak Ira.
Omong-omong ini perjalanan kedua saya virtual tour dengan Wisata Kreatif Jakarta. Sebelumnya, saya pernah ikut wisata virtual ke Seoul, Korea.
Baca di sini: Wisata Virtual ke Seoul dan Nostalgia Drama Korea
Jejak Artis Indonesia di Arena Verona
Kak Ira mengajak kami jalan-jalan di kawasan kota tuanya Verona, yang dikenal dengan nama Piazza Bra. Ini adalah alun-alun terbesar di kota yang ditetapkan Unesco sebagai World Heritage Site alias warisan bersejarah dunia. Biasanya banyak wisatawan menghabiskan waktunya berjalan kaki menikmati kota yang konon sudah eksis sejak 2000 tahun lalu ini.
Arena Verona adalah salah satu tempat yang wajib disinggahi di Piazza Bra. Ini semacam koloseum--sama dengan yang berada di Roma. Bila koloseum Roma berfungsi museum, nah koloseum Verona ini menjadi tempat pertunjukan musik serta acara festival. Konon usia bangunannya lebih tua sekitar seratus tahun dibanding koloseum Roma.
Awalnya, bangunan koloseum Verona didirikan oleh orang Romawi untuk pertunjukan gladiator. Setelah ajaran agama Katolik masuk--sekitar abad 6, kegiatan yang dianggap tidak berperikemanusiaan itu dihentikan. Bangunan terbengkalai, namun tetap dirawat. Sekitar tahun 1800-an, pemerintah setempat tercetus ide memanfaatkan koloseum untuk kegiatan festival, opera, musik, dan teater.
Koloseum Verona atau Arena Verona. Foto: Google Map presentasi virtual tour |
Tradisi itu diteruskan hingga sekarang. Memasuki musim panas atau sekitar Juli, penduduk kota menyelenggarakan parade karnaval Venerdi Gnocolar. Karnaval ini semacam tradisi Sekatenan yang dirayakan di Yogyakarta, Indonesia. Turis yang berkunjung ke Venesia biasanya melipir juga ke Verona untuk menyaksikan parade ini.
Karnaval ini bermula dari konon Verona pernah dilanda wabah penyakit. Sebuah keluarga kaya di kota itu lantas bernazar akan beramal kalau pandemi berlalu. Doa orang kaya ini dikabulkan. Keluarga itupun membagi-bagikan makanan gratis bernama gnocchi kepada warga, terutama yang hidupnya berkekurangan. Karena itulah tiap festival parade selalu ada orang yang berdandan dengan kostum dan berjuluk Papa Gnocchi.
Festival musik di Arena Verona diselenggarakan pada waktu berdekatan dengan pesta karnaval tersebut. Perhelatan musik yang digelar bukan kaleng-kaleng. Artis yang diundang level kelas dunia. Grup boyband-girlband BTS dan Blackpink dari Korea saja pernah manggung di Arena Verona.
Hal paling membanggakan adalah penyanyi asal Indonesia pun pernah tampil dan dielu-elukan di sini. Penonton yang notabene orang Italia dan Eropa sampai belajar bahasa Indonesia untuk bisa menyoraki dia dengan kata, "Aku cinta kamu" saat penyanyi ini berada di atas panggung. Coba tebak, siapa namanya?
Yap, Anggun.
Anggun tak hanya membawakan lagu dalam bahasa Inggris tapi juga dalam bahasa Indonesia. Paus--pemimpin tertinggi agama Katolik--juga pernah mengundang Anggun ke Vatikan untuk bernyanyi. Membanggakan ya? Semoga ada banyak penyanyi dan artis dari Indonesia yang bisa mendunia seperti Anggun.
Melihat Keindahan Verona dari Ketinggian
Berjalan kaki di sekitar Arena Verona, banyak bertebaran penjaja-penjaja cenderamata khas Verona dan Venesia. Suvenir khas Venesia seperti misalnya topeng juga dijual los-los lantaran kota ini cuma sejam dari Verona. Selain itu, Festival Papa Gnocchi di Verona dan festival kostum Venesia biasanya diselenggarakan dalam jarak waktu berdekatan.
Di sekitar koloseum terlihat jalan berupa gang-gang dengan jejeran toko serta butik yang terlihat bersih dan rapi. Tak heran kalau wisatawan betah menghabiskan waktu di sini.
Usai menikmati Arena Verona, Kak Ira mengajak kami menuju bangunan menara tertinggi di Verona. Jaraknya tak jauh dari koloseum. Bisa ditempuh dengan berjalan kaki melalui gang-gang.
Sebenarnya bangunan menara ini adalah rumah kastil milik Lamberti, keluarga kaya Verona. Semacam tradisi warga, biasanya orang-orang kaya Verona mendirikan menara sebagai kebanggaan mereka. Tak heran kalau nama menara tertinggi kota ini dinamai Torre dei Lamberti.
Turis bisa naik ke menara itu dengan lift. Di atas menara terdapat lonceng, seperti dalam film-film. Dari atas ketinggian menara sekitar 90 meter ini, wisatawan bisa menikmati keindahan Verona.
Romantisme di Balkon Rumah Juliet
Rumah Juliet di Verona. Sumber foto: Google Map presentasi virtual tour; poster film Romeo juliet (1996) |
Rumah Juliet di Verona bernama Casa de Giulietta merupakan destinasi ketiga yang kami singgahi secara virtual. Rumah ini aslinya milik keluarga kaya Verona bernama Capello yang juga disebut Capullete. Beruntung, saat ditemukan pemerintah setempat rumah ini sudah dalam keadaan tak ditinggal. Pemerintah setempat lalu membelinya dan menjadikannya sebagai situs wisata Romeo Juliet.
Salah satu ruangan di rumah itu didekorasi sebagai kamar tidur Juliet. Pengunjung bisa melihat pakaian-pakaian pada latar waktu kisah Romeo Juliet. Omong-omong, sejumlah kamar di Rumah Juliet juga disewakan untuk menginap lho. Ingin mencoba?
Salah satu bagian rumah ini menjadi ikon, yakni balkon Juliet. Kenapa ada balkon Juliet? Dalam cerita Shakespeare, ada adegan ketika Romeo menemui Juliet secara sembunyi-sembunyi karena keluarga mereka saling berseteru. Biasanya Juliet menunggu di balkon. Kemudian Romeo akan berusaha memanjat naik ke balkon untuk bercengkerama dengan kekasihnya.
Kak Ira bercerita, pemerintah setempat juga membuat patung Juliet yang diletakkan di taman. Tak jauh dari situ, terdapat sebuah dinding tempat para wisatawan meletakkan surat-suratnya yang ditujukan untuk Juliet. Saking melegendanya kisah Romeo Juliet, orang-orang yang ke tempat ini pun curhat ke Juliet soal cinta.
Dari surat-surat ini pula kemudian lahir sebuah kelompok bernama Klub Juliet, yang didirikan Giovanna Tamasia dengan dukungan pemerintah setempat. Giovanna membentuk klub ini ketika mendengar cerita penjaga situs wisata Makam Juliet. Banyak turis yang meninggalkan suratnya di sana. Penjaga situs inilah yang mengumpulkan surat-surat tersebut.
Kisah surat-surat ke Juliet ini jadi inspirasi film yang diproduksi Hollywood, dengan pemeran utama Amanda Seyfried. Judulnya Letters to Juliet (2010). Rekomendasi untuk ditonton.
Tilik Rumah Romeo
Daripada kamu stalking rumah mantan, atau akun media sosialnya, mendingan menabung dan stalking rumah Romeo. Ya memang tidak bakalan bertemu Leonardo diCaprio yang pernah memerankan tokoh itu sih. Juga tidak bakal bersirobok dengan Romeo atau keluarganya beneran. Yang jelas, mampir ke Rumah Romeo jelas lebih berfaedah. Apalagi kalau perginya bareng Kak Ira. Seru banget ikutan virtual tour seperti ini.
(Ingat rumus ini, gaes: Stalking mantan = unfaedah. Stalking rumah Romeo = berfaedah)
Rumah Leonardo Romeo ternyata tidak jauh dari situs Rumah Juliet. Hanya lima menit berjalan kaki. Wow, ternyata Romeo-Juliet bertetangga. Ini cerita Romeo Juliet kalau dibikin versi Indonesianya sama televisi lokal, mungkin judulnya bisa begini: "Ayah Kekasihku adalah Tetanggaku yang Ternyata Musuh Bapakku". Ah, maafkan khayalan saya yang jadi lari ke mana-mana melihat Rumah Romeo.
*Bhihik.
Sayangnya, wisatawan tak bisa masuk ke Rumah Romeo. Soalnya, Casa de Romeo ini masih dihuni pemilik aslinya. Namun di depan rumah tersebut, dekat pintu masuk terdapat pelat keterangan dari pemerintah--yang tertempel di tembok--bertuliskan situs Rumah Romeo. Karena tak bisa masuk rumah, biasanya turis hanya berfoto-foto dekat pelat keterangan tersebut.
Tak jauh dari Rumah Romeo, banyak terdapat restoran-restoran lokal yang menjual makanan khas setempat. Kak Ira Lathief yang pernah traveling ke Verona ini merekomendasikan untuk mencicipi kuliner di sana kalau punya kesempatan berangkat ke Verona secara nyata. Di antaranya gnocchi (semacam pasta) dan Pastissada con poleta--semacam semur daging kuda.
Berani mencoba?
Kuliner khas Verona. Ohya, kalau hendak mencari suvenir carilah stan yang agak jauhan dari tempat wisata agar harganya lebih murah. Sumber foto: Google Map presentasi virtual tour |
Megahnya Museum Castlevecchio
Kastil Vecchio berdiri kokoh dan megah di tepi Sungai Adige, Verona dengan tembok-tembok batu batanya yang berwarna merah kecoklatan. Sungai ini salah satu ikon kota. Ibaratnya kalau Surabaya identik dengan Sungai Brantas, Solo punya Bengawan Solo, nah kota Verona dipeluk Sungai Adige yang meliuk.
Salah satu bagian kastil abad 14 yang ikonik adalah sebuah jembatan yang membelah sungai Adige. Turis-turis banyak yang berfoto di tempat ini, dengan latar keindahan Sungai Adige.
Kalau ingin mengintip kastil, yuk nonton video ini:
Sumber: Youtube Inside Verona
Tak terasa, rombongan blogger sudah di destinasi terakhir virtual tour ke Verona. Ohya, adakah yang bisa menebak kisah Romeo Juliet adalah fiksi atau nyata? Kak Ira bercerita, catatan perjalanan Dante Alighieri yang dibaca Shakespeare menuturkan keluarga-keluarga crazy rich Verona yang saling bertikai. Di antara mereka tersebutlah nama keluarga Montague dan Capullet. Kemungkinan fakta kisah perseteruan inilah yang kemudian melahirkan fiksi Romeo Juliet.
Saat film Romeo Juliet versi Baz Luhrmann meledak di seluruh dunia, kota Verona ikut tenar. Banyak orang yang penasaran ingin ke sana. Pemerintah setempat kemudian mengadakan riset dan penelitian menelusuri jejak kisah Romeo Juliet seperti dituturkan Shakespeare dan Alighieri. Pemerintah setempat sepertinya berhasil menghidupkan legenda itu.
Epilog
Bagi saya, sejujurnya Romeo dan Juliet bukan cerita favorit. Duh, saya enggak mau kisah sad ending. Tapi saya suka cerita Romeo Juliet saat nonton yang versi Baz Luhrmann ini. Padahal ya akhirnya tetap sad ending. Lagu-lagu soundtrack-nya bagus-bagus. Coba berselancar mencari di Youtube, deh.
Di samping pada masa itu Leonardo diCaprio yang ganteng adalah idola sejuta kaum hawa--sebelum masa gelombang Hallyu dan oppa-oppa negara ginseng melanda dunia.
Saya kadang membatin, kenapa sih cerita Romeo Juliet harus setragis itu? Coba kalau Romeo Juliet hidup di masa sekarang. Pasti akhirnya happy ending. Soalnya waktu Romeo terima kabar hoax kalau Juliet meninggal, dia terima email klarifikasi dari cyber anti-hoax kalau Juliet cuma pura-pura. Akhirnya Romeo+Juliet hidup bahagia dan buka restoran spageti di Verona.
*dikeplakShakespeare*
Ok. Bhay bhay dulu, teman-teman.
Sampai jumpa di tulisan perjalanan saya yang berikutnya ya.
Wisata Kreatif Jakarta
Instagram: @wisatakreatifjakarta
Nieke Indrietta
Tulisan saya soal film dan drama lainnya, bisa diintip di sini.
Tulisan saya soal wisata dan kuliner, bisa dibaca di sini.
Romeo dan Juliet memang cerita yang berakhir sedih, ha,ha kebayang judulnya beneran dibikin versi Indonesia-nya bakal panjang banget kali ya!
BalasHapusHahaha iya banget. Terus adegannya banyak shot zoom in zoom out sampai kepala puyeng.
HapusWaduh, tadi malah baru baca soal Fisika tentang bagaimana Romeo bisa melempar bunga pada Juliet yang ada di teras atas... kenapa bisa nyambung gini ya??
BalasHapusAhaa! Itu dihitung pakai rumus apa ya Mbak, supaya lemparan bunganya Romeo tepat mendarat di balkon Juliet? Kemiringan berapa derajat, momentum, dan daya kekuatan lempar berapakah? Heheehehehe.
HapusTernyata ada semur daging kuda di sana ya. Di salah satu daerah di Sulsel ada yang masyarakatnya suka makan kuda dan punya makan khas kuda. Eh ini jadi belok ke sana ya komen saya. Salfok 🙈
BalasHapusPerjalanan virtual menarik juga ya apalagi jika yang memandu memang pernah ke sana dan paham dengan daerah sana.
Wah ada juga toh makanan khas kuda dari Sulsel. Kapan-kapan bahas makanan itu di blog Mbak Mugniar dong. :D
HapusBagi orang zadul kayak saya pasti tahu soal Romeo dan Juliet da sering nonton film tentang itu di televisi meski gak pernah baca buku Shakespeare.
BalasHapusVersi terakhir tentang kisah keluarga Montague dan Capulet adaah film kartun tentang boneka penghuni taman yang perang dengan boneka penghuni taman sebelahnya karena kebiasaan empunya pemilik rumah yang bertetangga berantem terus, hi hi.
Saya jadi penasaran dengan Verona karena tidak tahu banyak mengenainya.
Mungkin Roma lebih populer daripada Verona padaha kota itu ternyata unik dan cantik. Jadi pengen nonton film tentang Juliet karena kadang saya kangen film dengan latar Eropa, arsitekturnya memukau.
Tidak banyak generasi sekarang yang tahu Shakespeare padahal ada film tentang doi. "Shakespeare in Love" yang belum saya tonton. Keren banget suatu karya bisa sedemikian rupa melegenda.
Oenghuni rumah Romeo apakah nyaman saja banyak turis berfoto di luar rumahnya?
Saya pernah nonton yang Shakespeare in Love tapi udah agak lupa jalan ceritanya. Niat mau nonton ulang week end ini. :D
HapusItu penghuni rumah Romeo mungkin sudah tabah ya. Yang penting turisnya tidak masuk rumah.
selalu suka sama tulisannya mba Nieke, ciri khasnya selalu dapat, ngalir gitu aja ceritanya dan enak ngebacanya, kayak kita dibawa dalam petualangan ceritanya. Semoga seusai pandemic ini kita bisa pergi ke Verona sambil nyari-nyari tiket murah buat ke sana ya mba
BalasHapusAmiiin. Semoga dapat rezeki biar bisa melancong ke Verona :D terus kita bikin vlog duet. Masing-masing nulis di blog. Seru kayaknya.
HapusSeru juga ya. Wisata virtual gini malah lebih kaya ilmu sepertinya. Mantap kak 👍
BalasHapusWisata virtual menyenangkan dan refreshing :D
HapusJadi pemilik rumah yang dijadikan “rumah Juliet” di Verona itu keluarga Capello (Capullet). Dan di cerita Romeo dan Juliet, nama keluarga Juliet adalah Capulet. Kebetulan kah? Atau Shakespeare risetnya sampai segitu dalamnya.
BalasHapusShakespeare dapat bahan dan inspirasi tulisan Romeo Juliet salah satunya dari tulisan catatan perjalanan Dante Alighieri. Oh sama ada satu lagi puisi karya pujangga, saya agak lupa namanya.
Hapuswaktu awal awal film ini muncul memang happening banget, si leonardo masih mudanya dulu dan claire danes waktu itu aktris pendatang baru yang memang oke juga
BalasHapusawalnya aku juga menebak nebak, romeo juliet ini beneran atau khayalan ya, saking adanya rumah wisata benerannya di sana, jadi mikir beneran
tapi gimanapun si shakespeare ini luar biasa banget bikin ceritanya, sampe feelnya nyalur ke pembaca atau penonton filmnya
aku pingin juga foto di balkon rumah yang terkenal itu
Romeo Juliet yang dimainkan Leonardo diCaprio dan Claire Danes memang yang paling powerfull ya. Baz Luhrmann memang sutradara yang kece banget.
HapusWah seru banget mbak Virtual Tournya sampe saya jadi bayangkan Romeo dan Juliet hehehe.. ikut ah kalau ada lagi virtual tournya..
BalasHapusPantengin di akun IG-nya kak Ira @creative_traveler dan @wisatakreatifjakarta, Mbak. Banyak virtual tour yang menarik :)
HapusWah keren juga ya ikut virtual tour seperti ini, selain menambah wawasan, juga bisa isi kebosanan disaat pandemi ini. Kalau mau tau info virtual tour bisa dimana ka? Saya coba otw ke IG nya @wisatakreatifjakarta dulu deh. Tx
BalasHapusIya ikut virtual tour mengasyikkan. Makasih sudah main ke blog saya :)
HapusWih keren virtual tour kayak gini, apalagi saat liat wajah leonardo di sampulnya, langsung klik hehehe
BalasHapusHahaha Bucin Leonardo detected. Enggak apa-apa. Saya juga ngefan Leonardo. *tos
HapusHi mba, salam kenal :D
BalasHapusSeru banget mengikuti virtual tour ke Verona, saya yang baca dari tulisan mba pun jadi ikut kebawa suasana hahaha. By the way, kisah Romeo dan Juliet ini memang fenomenal. Bahkan dulu saya kira ini kisah nyata yang dibukukan, karena terlalu famousnya :))))
Lucunya sejak dimainkan oleh Dicaprio, saya jadi membayangkan Romeo seperti Dicaprio mukanya. Fix setiap kali dengar kata Romeo, yang muncul di benak ya wajah dia hahahaha. Eniwei, semoga next time ketika ada kesempatan untuk ke Verona, saya bisa mengunjungi tempat-tempat yang sudah mba bahas di atas, salah satunya tentu rumah Romeo dan Juliet. Penasaran sama balkonnya :D
Hai hai. Salam kenal juga :) Sepertinya kita mengalami sindrom yang sama. Tiap kali mencoba membayangkan Romeo, yang muncul Leonardo diCaprio. Hehehe. Pernah nonton Romeo-Juliet versi lama atau klasiknya, tapi entah kenapa enggak nyantol. Baru berkesan banget ya pas menonton yang versi sutradara Baz Luhrmann ini.
HapusKisah romeo n juliet ini pernah kudengar dalam bentuk dongeng waktu masih kecil.. Kisahnya emang tidak berakhir bahagia ya.. Tapi kisah cinta romeo n juliet memang pada saat itu menjadi patokan seluruh orang di dunia yaa, sampe sekarang pun masih terkenang bngt..
BalasHapusIya betul. Sejak kecil saya juga sudah sering dengar kisah Romeo Juliet ini. Ada versi Indonesianya lho, malah. Kalau tidak salah judulnya Romi dan Yuli, tentu ceritanya diadaptasi dengan budaya Indonesia.
HapusKalau gak salah aku pernah nih nonton yang Romi dan Yuli ini mbak. Rada aneh sih tapi ya namanya juga adaptasi ya gak?
HapusMbak Dyah, yang judulnya Romi dan Yuli ini zamannya Rano Karno dan Yessi Gusman. Saya sendiri pas nonton masih SD. Sudah enggak ingat jalan ceritanya. Ortu dulu nonton. Rano Karno zaman itu lagi tenar-tenarnya ya.
Hapuswaaah perjalanan romantis nih :D jadi nostalgia bareng romeo juga ya
BalasHapusSaya juga nggak suka cerita sad ending tapi krna happening bgt itu RomJul saya jadi ikutan nonton dulu. Letters to Juliet juga nonton dan emg bikin pengen travelling ke Italia. Mimpi dulu aja gpp deh yaa atau ikutan tour virtual kayak Mb Nieke. Hihi..
BalasHapusWah samaan enggak suka cerita sad ending. :D *tos
HapusLetters to Juliet bagus yaaa ceritanya.
Pandemi membawa hikmah juga ya. Jadi bisa jalan jalan ke luar negeri tanpa banyak keluarin biaya. Hehehe.
BalasHapusSenang banget ya ada Anggun C Sasmi yg tetap membawa nama harum bangsa Indonesia di sana.
Keren banget memang Anggun. Bangga banget.
HapusAsyik banget sih mbak ikutan acara virtual tour seperti ini. Romeo Juliet benar2 cerita legenda sepanjang zaman deh, kisahnya begitu populer di seluruh penjuru dunia. Eh baru tahu ternyata mereka tetanggaan ya hihihi. Keren banget ya kota Verona ini, baca ulasannya mbak Nieke jadi berasa ikutan tour virtualnya.
BalasHapusIya ternyata mereka cinta lokasi ya. Wkwkkwkw.
HapusNoted kak : stalking mantan unfaedah, stalking mantan unfaedah tapi kalau mantan stalking kita trus kepencet love gimana kak wkwkwk kan baper lagi jadinya eh ..
BalasHapusSuka banget nih kisah -kisah cinta abadi gini, seru ya kak perjalanan virtualnya
waw aku baru tahu kalau ada temmpat bernama Verona, bahkan jadi tempat kelahiran dan membesarkan nama romeo juliet ya
BalasHapuswuah keren syekali
Meski tak suka dengan kisah Romeo Juliet yang tragis itu, tapi kalau ada kesempatan dan rejeki, pengin loh bisa tour ke Verona beneran dan nginep di rumah Juliet. Suka dengan desain bangunan khas Eropa gitu yang elegan.
BalasHapusCeritanya tragis padahal tapi dipuja oleh banyak penyuka kisah romantis. Enak banget ini Mbak diajak travelling virtual. Berasa nyata ya.
BalasHapusMbak Nieke... aku ngakak pas baca paragraf terakhirnya... iya tuh bakalan happy ending deh kl Romeo & Juliet nya hidup di zaman now yahh hahaha.... aku pribadi juga ga suka cerita sad ending... btw pas SMP Leonardo Dicaprio ini sempet jadi idolaku lohh ^^
BalasHapusNurhilmiyah - Fadlimia
Suka mebaca cara bercerita mba Nieke yang mengalir dan detail. Saya juga gak suka cerita sad ending dan berpikir, kenapa sih babang Romeo dan mbak Juliet gak berani lari saja daripada mati.Ye kan?
BalasHapusAkuya gemez nonton film dan tahu cerita kisah ta sampainya Romeo& Juliet lho Mbak. Bener tuh, percaya banget hoax, jadi deh ngenes.
BalasHapusIni mah mungkin kayak SD di film Laskar Pelangi kalik ya...Dirawat untuk keperluan wisata. Cuma bedanya SD-nya setingan. Kalo di Verona kan asli...
Saya sudah nonton film Romeo dan Juliet dan beneran jadi terbayang cerita aslinya. Kirain sang penulis, Shakespeare pernah ke Verona tapi ternyata imajinasi dari baca buku saja ..keren ya
BalasHapusSaya tahun 2016 ke Italia, tapi ke Roma bukan ke Venesia, karena itu dua arah yang berbeda. Karena cuma 3 hari (10 hari traveling ke Madrid-Barcelona-Paris-Roma), maka mesti pilih ...Jadi deh pilih Roma.
Tempat-tempatnya hampir sama dengan di Verona yang ada di artikel ini. Tentu saja tanpa rumah film Romeo-Julietnya:)
Ha ha ha aku setuju deh. Kenapa Juliet dan Romeo gak jaman sekarang aja. Biar bisa happy ending kaya drakor Cloy misalnya 😅
BalasHapus