Menu

Percik Kata Nieke

Kamis, 06 Agustus 2020

5 Bahasa Cinta Menjalin Hubungan Anti Baper

Pernahkah merasa, orang sekitarmu menghujanimu hadiah tapi kamu tetap merasa tak dikasihi? Barangkali bahasa cinta yang kamu butuhkan, dengan yang ia berikan, berbeda. Ketahui 5 bahasa cinta ala Gary Chapman.


Five Love Language, review buku Gary Chapman



Tanti--bukan nama sebenarnya--kerap bertengkar dengan kekasihnya, Tanto--juga bukan nama sebenarnya. Tanti merasa tidak diperhatikan karena jarang bertemu dengan Tanto. Baginya, Tanto seperti memiliki dunia sendiri yang ia tidak pernah tahu. Tanti lelah. Sebaliknya, Tanto merasa telah melakukan segalanya untuk Tanti. Meski jarang bertemu, Tanto kerap menghujani Tanti dengan hadiah-hadiah. Toh, hubungan itu akhirnya berakhir.

Masing-masing pihak merasa dirinya benar dalam situasi ini. Tak ada yang selingkuh. Apa problemnya?

Gary Chapman dalam bukunya The Five Love Languages percaya bahwa dari 5 bahasa kasih, setiap orang setidaknya memiliki satu bahasa cinta utama dan satu bahasa cinta yang berupa pendukung. Bahasa cinta utama adalah sesuatu yang apabila diberikan kepada seseorang, ia akan merasa sangat disayangi. 

Lantas, bagaimana dengan 3 bahasa cinta lainnya? Bagi seseorang, 3 bahasa cinta lainnya ibarat pemanis--jadi kebutuhan sekundernya, melengkapi yang utama. Namun harus diingat, sekalipun kamu memberi bahasa kasih lainnya, kalau bukan bahasa kasih yang utama baginya, dia tak merasa disayangi.

Seseorang bisa menerima kasih melalui 5 bahasa cinta. Tapi apabila seseorang tidak menerima bahasa cinta utamanya, ya orang itu tetap merasa tidak disayangi. 

Nah, sekarang sudah mulai bisa meraba kan, apa problem hubungan Tanto-Tanti. Bahasa kasih ini tidak hanya ampuh dalam hubungan dalam konteks asmara, tapi juga persahabatan, pertemanan, orangtua dengan anak dan sebaliknya, serta keluarga. Mengetahui lima bahasa kasih ini dan belajar mengungkapkannya adalah kunci yang bisa memperbaiki hubungan interpersonal kita dengan orang lain.

Yuk ketahui dulu apa saja lima bahasa kasih. Sambil cek, kamu masuk kategori yang mana.

1. Kata Penegasan

5 languages Gary Chapman -- kata penegasan


Kalau kamu merasa bahagia ketika ada orang yang memotivasi, menguatkan, dan meneguhkan kamu dengan kata-kata, bisa jadi inilah bahasa kasihmu. Sebentar, jangan bayangkan ini berarti lantas hubungan dipenuhi dengan kata-kata "I love you" bertubi-tubi. Malah norak jadinya kan ya? 

Kata-kata penegasan bisa berupa sesuatu yang butuh didengar. Saat bersedih misalnya, kita lebih suka kata-kata yang menguatkan ketimbang kata-kata menghakimi.  Atau ketika kita berusaha menang dalam sebuah lomba--namun kalah, kalimat seperti, "Hei, kamu sudah berusaha dengan baik. Semangat."--bakal terasa sejuk di hati. Iya, enggak?

Kata-kata memiliki makna tertentu, pun demikian nada suara kala mengucapkannya. Ada berbagai ekspresi nada yang menyampaikan pesan berbeda sekalipun kalimatnya sama: nyinyir, lembut, marah, bertanya. 

"Aku? Pergi denganmu?" *nada nyinyir 
"Aku akan pergi menemanimu." *nada lembut
"Apa? Aku harus pergi denganmu?" *nada marah
"Haruskah aku pergi denganmu?" *bertanya

Beda-beda kan maknanya?  

2. Hadiah

5 five languages Gary Chapman -- hadiah


Seorang teman mengeluh kesal kepada saya. Ia membuat sebuah lukisan di atas kanvas, lalu memberinya kepada salah satu sahabatnya. Ternyata lukisan pemberiannya berakhir teronggok di dapur. Dipajang pun, tidak. Padahal ia mengaku butuh waktu sebulan untuk membuat lukisan tersebut.

Bisakah menebak problemnya? Bahasa kasih teman saya adalah memberi hadiah. Baginya, memberi sesuatu kepada orang lain melambangkan ia menyayangi orang tersebut. Tak demikian halnya dengan sang sahabat yang memperoleh lukisan tersebut. 

Persahabatan mereka akan lebih langgeng ketika kedua pihak mengetahui bahasa kasih masing-masing. Teman saya tentu merasa dikasihi jika sahabatnya itu menghargai pemberiannya dengan memasang lukisannya di dinding, atau menyimpannya dengan baik. Di sisi lain, teman saya juga mesti mencari tahu bahasa kasih sahabatnya dan mengungkapkannya dengan cara itu. Mesti ada upaya dari dua pihak.

Sering juga kita jumpai, orangtua yang jarang meluangkan waktu bagi anak-anaknya kemudian menghujani mereka dengan hadiah sebagai kompensasi. Menjadi masalah jika bahasa kasih si anak bukan hadiah. Anak akan merasa tetap tidak diperhatikan dan disayang. 


3. Pelayanan

5 love languages Gary Chapman -- pelayanan


Bahasa kasih ibu saya adalah pelayanan. Dia suka sekali jika saya bertanya, mau dibikinkan minuman teh atau susu, beserta roti tawar yang sudah diolesi mentega. Tak hanya pada hal-hal kecil, paling tepat mengungkapkan bahasa kasih ini adalah ketika seseorang itu terlihat membutuhkan bantuan. Bentuknya tidak selalu berupa barang, bisa juga bantuan. Misalnya membawakan tas, membersihkan tasnya, mengupas wortel ketika ia memasak, atau bilang mendoakannya ketika seseorang sedang menghadapi problem.

Gary Chapman dalam bukunya mengingatkan, perlu membedakan bahasa kasih melayani dengan perbudakan. Tak jarang, seseorang merasa diperbudak ketika ia telah menyampaikan bahasa kasih dengan pelayanan. Poinnya adalah ketika kita merasa dimanfaatkan, dimanipulasi ketika melakukannya--maka itu bukan lagi bahasa kasih. Jangan izinkan seorangpun memaksa Anda melakukan sesuatu yang tidak Anda inginkan. Jangan biarkan seorangpun memanfaatkan Anda melakukan sesuatu yang hanya untuk kepentingannya sendiri.


4. Waktu Berkualitas

5 love languages Gary Chapman -- waktu berkualitas


Masih ingat kisah Tanto-Tanti di awal artikel ini? Bahasa kasih Tanti adalah waktu berkualitas. Ia senang dan merasa dikasihi ketika orang menghabiskan waktu bersama-sama dengannya. Entah itu ngobrol bersama atau mengerjakan sesuatu hal bersama-sama. Waktu berkualitas juga bisa diungkapkan ketika seseorang berduka cita dan kita hadir menemani dia, sekalipun kita tak mengucapkan sepatah kata pun. 

Intinya adalah kebersamaan, yakni memberi perhatian tanpa terpecah. Yap, singkirkan segala sesuatu yang bisa mengalihkan fokus seperti ponsel. Penting untuk menyimak pembicaraan dan berbicara. Waktu berkualitas membuat kita saling memahami satu sama lain. 

Gary Chapman mengatakan ada beberapa hal yang mesti diperhatikan untuk menciptakan waktu berkualitas. Di antaranya: pertahankan kontak mata, tidak melakukan aktivitas lain, mendengarkan perasaan, mengamati bahasa tubuh, tidak menyela pembicaraan, bertanya kembali sebagai tanda reflektif, mengekspresikan bahwa kita memahaminya, serta menanyakan hal yang bisa kita bantu sebagai dukungan. Jangan memberi nasihat kecuali kita yakin ia menghendakinya.


5. Sentuhan Fisik

5 love languages Gary Chapman -- sentuhan fisik


Sentuhan fisik diekspresikan dalam bentuk rangkulan, pelukan, tepukan di bahu, genggaman tangan, belaian di kepala. Sentuhan fisik yang lembut dan mendukung merupakan bahasa kasih. 

Tentu saja perlu diingat, ada sentuhan yang pantas dan tidak pantas, apalagi jika jenis kelamin berbeda. Sentuhan yang tidak pantas masuk dalam kategori pelecehan bahkan penganiayaan dan kekerasan seksual. Dan ini merupakan jenis sentuhan yang gagal mengkomunikasikan bahasa kasih. 

*

Hubungan asmara dan pernikahan pada tahap awal adalah tahap ketika diri kita melihat hal-hal yang baik dalam diri pasangan kita. Namun setahun, dua dan tiga tahun setelahnya, kita akan berhadapan dengan hal-hal yang tidak kita ketahui. Pada fase-fase itulah, lima bahasa kasih menjadi hal yang penting. Apalagi jika kita berkomitmen mempertahankan hubungan. 

Buku Gary Chapman membahas segala problem dalam segala aspek hubungan baik keluarga, pacaran, pernikahan, bahkan pekerjaan. Bagaimana kita bisa memanfaatkan lima bahasa kasih ini dan mengekspresikannya untuk memperbaiki hubungan komunikasi kita.

Menemukan apa bahasa kasih kita dan bahasa kasih orang lain akan membantu hubungan interpersonal kita. Jika kita tidak yakin mana bahasa kasih kita, buku Gary Chapman membuat daftar pernyataan secara mendetil untuk membantu kita menemukan bahasa kasih yang nyaman bagi kita. Gary Chapman juga membantu kita untuk mengetahui bahasa kasih orang lain. 

Judul Buku : Lima Bahasa Kasih untuk Kaum Lajang 
(The Five Love Languages for Singles)
Pengarang : Gary Chapman 
Penerbit : Interaksara
Tahun Terbit : 2006
Tebal Buku : 300 halaman

Buku Gary Chapman - Five Love Languages


Nieke Indrietta
@katanieke_blog

Seluruh foto-foto di atas @copyright milik @katanieke_blog

20 komentar:

  1. Kalau bahasa cinta kita berbeda dengan pasangan dan masing2 mau saling memahami dan mengusahakan, jadinya punya banyak cara untuk mengungkapkan cinta, ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, malah jadi banyak cara mengekspresikan cinta. Malah kreatif ya.

      Hapus
  2. Artinya kita harus tahu bahasa kasih masing2 orang terdekat kita ya, terutama pasangan, anak, keluarga dan teman. Mungkin bisa dengan cara kita tanya ya, mereka sukanya apa, di perlakukan bagimana, dll. Mungkin yang agak susah dengan teman, karena kadang ada rasa gak enak kalau tanya-tanya. Makasih mbak sharingnya, jadi tambah ilmu tentang bahasa kasih nih.

    BalasHapus
  3. Wah ternyata ada banyak ya bahasa kasih. Biasanya yang saya lakukan adalah dengan memberikan waktu yang berkualitas saat dengan anak saya. Selain itu kadang saya juga memberikan hadiah jika mereka melakukan hal yang baik misalnya membersihkan rumah ataupun berprestasi di sekolahnya...Makasih banyak mbak atas sharingnya

    BalasHapus
  4. Waah ini ya yang saya baca i caption IG Mbak Nieke. Iyaa ini juga yang saya dapat dari psikolog waktu acara parenting. Jadi, bahasa kasih antara anak dan ibu pun, bagusnya pas ya biar nyambung, sama-sama merasa saling mengasihi itu.

    BalasHapus
  5. Artikel percintaan ini masuknya topik bahasa,psikologi atau komunikasi? Atau gabungan ketiganya hehe.. Menarik artikelnya

    BalasHapus
  6. Bahasa kasih ketika remaja dan dewasa berbeda. Waktu remaja bisa ekspresif mengungkapkan sesuatu dengan cara spontan, saat dewasa ada pertambahan tertentu sehingga tidak ekspresif lagi.

    Itu yang saya alami. Bahwa bahasa kasih ketika remaja tidak selalu membuat yang dituju peka.

    Bahkan ketika menikah, bahasa kasih saya pada suami juga tidak selalu beroleh imbangan yang diinginkan, begitu pula suami pada saya.

    Sungguh, hubungan manusia itu rumit tetapi jika kita berusaha untuk berjuang saling memahami dan menerima maka perbedaan itu tidak lagi terasakan sebagai pemisah. Yang ada hanya penerimaan

    BalasHapus
  7. Menarik banget nih mbak. Saya jadi penasaran sama bukunya. Berarti, kita harus jeli juga dalam memahami bahasa kasih disekitar kita. Kadang kalo gak ngerti malah salah paham.

    BalasHapus
  8. Wah jadi tambah perbendaraan kata baru ini tentang berbahasa dengan yang kita sayangi... mungkin dalam prakteknya sudah pernah dibuat tapi belum tau kalau ada penggolongannya, terima kasih ya

    BalasHapus
  9. Berarti penting untuk saling memahami pasangan, sahabat atau keluarga ya. Jadi bahasa kasihnya dapat tersampaikan dengan baik. Thanks sharingnya kak

    BalasHapus
  10. Benar sekali ya mbak, klo sudah tahu bahasa cintanya, jadi lebih tepat menyikapinya..
    G baper deh

    BalasHapus
  11. Sepertinya kalau orang nya sedikit bicara, tipe pendiam, memilih diam daripada bicara, dengan alasan malu, itu lebih susah lagi menemukan bahasa kasih nya ya?
    Sayang alami itu banget. Berhadapan dengan orang yg punya sifat tidak banyak bicara, sekali bicara menyakitkan!

    BalasHapus
  12. Setuju bahasa kasih itu universal ya kak sehingga bisa diterapkan pada setiap hubungan baik dng sesama dan Tuhan

    BalasHapus
  13. kalau saya pribadi kayaknya menafsirkan bahasa cintanya berbeda-beda tergantung ke siapa, kalau ke pasangan mungkin akan dilakukan lima-limanya, kalau ke orang tua juga, adek, dan keluarga, tapi mungkin tidak akan semuanya ketika saya menerapkan bahasa cinta saya ke orang lain, misalkan teman laki-laki, atau orang yang baru saya kenal

    BalasHapus
  14. Baru tau saya nih, tapi untuk suami saya kata penegasan mah hal yg hampir gak pernah dilakukan wkwkwk. Biasanya kasih hadiah atau sentuhan fisik sih. Makasih ya mba sharingnya.

    BalasHapus
  15. Jadi inget beberapa tahun lalu ikutan seminar pernikahan. Intinya beri apa yang dibutuhkan oleh pasangan. Beri apa yang dibutuhkan.

    BalasHapus
  16. Nah, ini, baru deh saya paham dengan bahasa kasih, yang ternyata memang berbeda-beda. Jika sudah memahami bahasa kasih pada setiap orang yang kita kenal, otomatis akan jadi hafal sendiri ya..., sehingga lebih mudah dalam mentreat mereka.

    BalasHapus
  17. Wah unik nih. Berabe kalau bahasa kasih engga sama, yang memberi dan yang menerima beda persepsi. Jadinya kayak kejadian lukisan itu. Baiknya mungkin, dikomunikasikan dengan baik kali ya. Perlu waktu memang untuk saling berkomunikasi itu...Semangaaat...

    BalasHapus
  18. Ini pernah jadi bahasan saya dan suami ketika menghadapi orang tua kami yang ngambek karena merasa kurang diperhatikan. Padahal rasanya kami sudah memberikan perhatian untuk menunjukan rasa cinta kami.Itu karena enggak nyambung antara ekspresi sayang yang kami tunjukan dengan keinginan orang tua. Baru tahu tapi, kalau ada istilah "bahasa kasih" untuk hal tersebut,hihi

    BalasHapus
  19. Aku yang mana ya? Kayanya sih yang kata-kata. Makanya aku sering konfirm ke suami. Kaya lebih lega aja kalau dia mau bilang.

    Sayangnya, suami bukan tipe yang sama. Suami itu tipe sentuhan. Kayanya sih.

    BalasHapus

Hi... terima kasih sudah mampir dan membaca blog saya. Mohon berkomentar dengan sopan, tidak meninggalkan spam, tidak menggunakan LINK HIDUP di kolom komen. Sebelum berkomentar, mohon cek, apakah Anda sudah memiliki profil di akun Anda. Profil tanpa nama atau unknown profil tidak akan diterima berkomentar. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, sebaiknya tidak gunakan akun anonim.

Salam.