Menu

Percik Kata Nieke

Rabu, 08 Desember 2021

Taman Ismail Marzuki, Dari Kebun Binatang Jadi Gudang Seniman

Taman Ismail Marzuki tak hanya mempersiapkan diri menjadi magnet urban tourism di kawasan Cikini. Bahkan untuk pertunjukan kelas dunia.


wajah baru Taman Ismail Marzuki
Kompleks Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini, Jakarta.
Sumber foto: Instagram @wajahbaru_TIM


Kami anak-anak pecinta pelangi

Pak ketipang ketipung mejikuhibiniu

Kami ke sekolah diantar pelangi

Pak ketipak ketipung mejikuhibiniu


Suara anak-anak menyanyi diiringi irama rancak gendang berpadu harmoni dengan biola dalam orkestra. Ada nuansa Melayu terselip di sana. Dengan lincah, anak-anak itu menari di atas panggung gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marsuki.

Sepotong kenangan pertunjukan teater musikal Laskar Pelangi berkelebat dalam benak saya. Kenangan indah tentu saja. Drama musikal yang diangkat dari novel Andrea Hirata berjudul sama--Laskar Pelangi--itu, disutradarai Riri Riza. Musik orkestra dibawakan Erwin Gutawa sang maestro. Mira Lesmana menggarap naskah dan lirik lagu. Sementara desain artistik panggungnya ditangani Jay Subiyakto.

Nama-nama itu bukanlah nama-nama orang kemarin sore. Tak heran apabila Laskar Pelangi menjadi sebuah pertunjukan indah, mengharukan, tak terlupakan. Bahkan hingga sepuluh tahun kemudian. Ya, drama musikal yang dipentaskan pertengahan Desember 2010 hingga awal Januari 2011 itu masih terekam dalam benak saya sampai kini. 

Buat yang belum pernah mendengar soal cerita Laskar Pelangi, kisahnya tentang Bu Muslimah, seorang guru dan murid-muridnya di kampung Gantong, Belitung yang penduduknya miskin. Selain diangkat dalam drama musikal, karya Andrea Hirata ini juga disadur dalam bentuk film.

Menyaksikan drama musikal di Gedung Teater Jakarta TIM, membuat saya bisa mencicip aroma Broadway, sebuah jalan di kota New York, Amerika Serikat. Sebuah kawasan legendaris yang mendunia dan terkenal lantaran pertunjukan seninya. Hal yang selama ini hanya saya nikmati di televisi.

Kalau bukan karena pertunjukan drama musikal tersebut, tentu saya tak akan pernah merasakan duduk di bangku penonton gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Kompleks bangunan yang terkenal sebagai gudangnya para seniman di Cikini, Jakarta Pusat. 

Tak terhitung pula, sejumlah pertunjukan kelas internasional pernah dihelat di sana. Salah satunya, Indonesia Orchestra and Ensemble Festival yang digelar pertengahan September 2019. Itu merupakan festival orkestra dan ensemble pertama dan terbesar di Asia Tenggara.  

Saya pun pernah menonton beberapa pertunjukan Teater Koma yang dipentaskan di Graha Bhakti Budaya. Bisa menonton pertunjukan teater dan drama musikal di TIM--singkatan dari Taman Ismail Marzuki, adalah sebuah oase di tengah hiruk pikuk Jakarta. Sekalipun dengan harga tiket paling murah--sekitar Rp 100 ribu, dan duduk di bangku belakang. Harga yang terjangkau untuk pekerja dari kelas menengah.

Taman Ismail Marzuki memang sebuah kompleks yang terdiri dari sejumlah bangunan. Beberapa di antaranya: Teater Jakarta, Graha Bhakti Budaya, Planetarium, dan Institut Kesenian Jakarta.

Ketika mengetahui ada Planetarium di TIM, saya pun antusias. Sebagai anak perantauan yang kala itu mencari sesuap nasi di Jakarta, saya juga ingin merasakan masuk ke gedung peneropong bintang itu. 

Datanglah saya bersama sejumlah teman pada akhir pekan. Tak dinyana, ramainya luar biasa. Saya dan teman-teman tiba di sana pukul sembilan pagi, namun sudah kehabisan tiket masuk Planetarium. Kalah cepat dengan rombongan anak-anak sekolah.  

Tak salah kalau Jakarta hendak menjadikan Kompleks TIM sebagai urban tourism atau wisata perkotaan. Perpaduan lengkap antara seni hiburan dan pengetahuan ada di sana. Kawasan Cikini juga merupakan tempat strategis, pusat kota yang mudah dijangkau.


Wajah Baru Taman Ismail Marzuki 


Bertahun-tahun saya tak menginjakkan kaki di kompleks TIM, sejak saya pindah ke Surabaya. Beberapa kali ada pertunjukan drama musikal atau teater yang hanya dipentaskan di Jakarta--berlokasi di TIM. Saya hanya bisa gigit jari. 

Kemudian muncul sebuah surat elektronik yang mengabarkan Taman Ismail Marzuki dengan wajah barunya. Proses revitalisasi Pusat Kesenian TIM telah mencapai sekitar 90 persen, hampir rampung. Begitu katanya. Saya segera membuka kolom Mbah Google dan mengetikkan "Taman Ismail Marzuki." 

Pangling. Menonton salah satu video di Youtube yang menunjukkan gedung megah, estetik, dan artistik. Saya terpana. Kerinduan untuk mengunjungi TIM membuncah. Bayangan saya tentang gedung kuno memudar. Inikah wajah baru TIM?


Sumber video: akun Youtube Pemprov DKI Jakarta 


Dari sudut pandang pejalan kaki yang menyusuri di trotoar jalan Cikini, yang pertama kali terlihat mata adalah bangunan bernama Gedung Panjang yang berundak-undak, seperti terasering. Dari jalan Cikini juga terlihat taman-taman di atas atap Gedung Taman Parkir. 

Revitalisasi kompleks TIM yang berlangsung sejak 2019 ini memang lebih menonjolkan ruang terbuka hijau. Menciptakan kesan asri di tengah hiruk-pikuk Metropolitan. Seperti jeda helaan napas, di antara ritme cepat Ibu Kota.

Kehadiran Gedung Panjang dengan lekuknya yang estetik seolah menegaskan kompleks TIM sebagai pusat seni. Gedung setinggi 14 lantai ini menggunakan banyak kaca sehingga cahaya luar menyorot masuk ke dalam ruangan. 


Gedung Panjang di Taman Izmail Marzuki, Jakarta. Sumber foto: Instagram @wajahbaru_TIM

Bukan tanpa maksud rupanya, Gedung Panjang seumpama terasering di tengah kota. Ternyata fasad bangunan yang berundak-undak itu memang dirancang dengan memasukkan penggalan not dari lagu Rayuan Pulau Kelapa, ciptaan Ismail Marzuki--sesuai nama kompleksnya.

Revitalisasi TIM tak mengubah seluruhnya. Malah ada yang mengembalikan ke rancangan awalnya, tempat-tempat yang sempat hilang dimunculkan kembali. Beberapa di antaranya: Teater Halaman, Teater Arena, dan Wisma Seni. Sedangkan bentuk kubah gedung Planetarium yang sudah jadi ciri khasnya, dipertahankan. Perubahan-perubahan ini merupakan bagian dari visi menjadikan TIM sebagai Urban Art Center dan Creative Hub Jakarta.


revitalisasi Taman Ismail Marzuki Jakarta
Gedung Planetarium di TIM, Jakarta. Sumber foto: Instagram @wajahbaru_TIM


Pembangunan revitalisasi TIM terdiri dari dua tahap. Tahap pertama pembangunan Gedung Taman Parkir, Gedung Panjang, serta Masjid Amir Hamzah. Masjid ini kini telah digunakan. Sementara tahap dua mencakup Planetarium, Graha Bhakti Budaya, Galeri Annex, dan Teater Halaman.


revitalisasi Taman Ismail Marzuki Jakarta
 #JakProUnstoppable #WajahBaruTIM #TIMFest2021



Siapa Sangka TIM Dulu Kebun Binatang


Kalau melihat wajah baru kompleks Taman Ismail Marzuki yang sekarang, tentu tak seorang pun menyangka kalau dulunya tempat ini adalah kebun binatang, sekitar tahun 1864. Bukan sembarang kebun binatang malah. Si empunya adalah pelukis legendaris yang namanya mendunia, Raden Saleh.

Bayangkan satwa seperti gajah, harimau, dan jerapah yang jadi obyek lukisannya berkeliaran di lahan sekitar tujuh hektare tersebut.  Konon, Raden Saleh menempatkan hewan-hewan peliharaannya di lahan miliknya, mulai dari Rumah Sakit PGI Cikini sampai lokasi  gedung TIM. 

Saat Raden Saleh wafat, seluruh aset tersebut kemudian dihibahkan kepada pemerintah. Pada 1964, kebun binatang Raden Saleh dipindah ke Ragunan. Kemudian pada 10 November 1968, mendiang Gubernur Ali Sadikin menjadikan bekas kebun binatang sebagai pusat kesenian dan kebudayaan Jakarta. Nama Ismail Marzuki dipilih lantaran jasa sang maestro yang telah menciptakan ratusan lagu nasional.

Sejak diresmikan sebagai pusat kesenian oleh mendiang Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki berkembang pesat. Berbagai karya lahir dan dipentaskan di sana. TIM menjadi gudangnya seniman.  Dengan wajah barunya, lahir harapan TIM menegaskan dirinya sebagai barometer seni.  

Omong-omong, penasaran dengan wajah baru TIM? Siap kepoin wajah baru TIM?

wajah baru Taman Ismail Marzuki Jakarta urban tourism
Yuk kepoin wajah baru TIM, dengan daftar untuk kunjungan di Instagram @wajahbaru_TIM

Salam,

Kata Nieke 


Referensi:

Wajah Baru Taman Ismail Marzuki untuk Pentas Dunia, Tempo.co


Sejarah Ali Sadikin Sulap Kebun Binatang Jadi Pusat Kesenian Taman Ismail Marzuki, Bisnis.com


Festival Orkestra Pertama dan Terbesar di Asia Tenggara Kembali Digelar, Investor.id


Wajah Baru Taman Ismail Marzuki Terinspirasi Lagu Rayuan Pulau Kelapa, Kompas.com




37 komentar:

  1. Terimakasih sudah memperkenalkan Taman Ismail Marzuki Mbak, jujur saya ngga tau sama sekali tentang ini karena minim informasi, selain itu saya jauh tinggal di pulau Sumatra, tapi nanti jika berkesmpatan berkunjung bisa kesana dengan wajah baru yang lebih modern dari Taman Ismail Marzuki

    BalasHapus
  2. Cunggg...saya baru tau kalau TIM dulunya kebun binatang...Raden Saleh luar biasa... Setelah wafat pun jejak kebaikannya masih bisa dinikmati.

    Lihat desain TIM wajah baru keren banget yaaa... Noted buat jadi list kunjungan kalau ke Jakarta lagi...

    BalasHapus
  3. terasa sekali ya perubahan dari TIM yang dulu dan sekarang, rasanya bisa jadi tempat yang adem buat santai sore di sini.

    BalasHapus
  4. Saya jadi belajar sejarah nih mba mengenai Taman Ismail Marzuki. Berasa seperti lagi berwisata ke sana padahal belum pernah sama sekali

    BalasHapus
  5. Aku pernah 1 kali nonton pertunjukan di TIM dan terkesima. Tapi pas itu bangunannya masih gedung lama. Agak kaget juga sih karena gedung tua gitu. Pantas saja TIM berubah, berbenah jadi bagus banget. Bahkan bentuk eksterior nya ada filosofi nya segala. Mantul!

    BalasHapus
  6. Wajah baru TIM yang berbeda sekali dari sebelumnya ya. Saya enggak pernah ke TIM tapi kalu lihat foto ataupun videonya sudah pernah, nah lihat postingan soal TIM yang baru ini, bikin kaget. Bagus banget ya.

    BalasHapus
  7. Wow perubahannya banyak ya, layak disebut sebagai wajah baru
    jadi pengen lagi main main ke TIM

    BalasHapus
  8. Wah jadi penasaran pengen kesana belum pernah nonton pentas seni disitu, pengen lihat desain barunya juga nih makasih infonya kak

    BalasHapus
  9. Udah lama banget ga mampir ke TIM, terakhir mungkin pas jaman sekolah. Sekarang makin apik ya, kapan-kapan main ke sana ah!

    BalasHapus
  10. Woww keren banget yaa setelah di renovasi taman ismail.marzuki jadi pengen kesana next Insya Allah ajak anak2

    BalasHapus
  11. Meski gak tinggal di Jakarta, nama Taman Ismail Marzuki dari dulu sering aku dengar sebagai taman budaya yang digunakan untuk pentas seni.
    Makasih juga infonya tentang sejarah Raden Saleh dan TIM, Mbak, jadi paham betapa dermawannya Raden Saleh memberikan aset kepada pemerintah.

    BalasHapus
  12. Aku cuma tau namanya tapi belum pernah kesana, makasih kak pemaparan sejarah Taman Ismail Marzuki semoga nanti bisa kesana

    BalasHapus
  13. megah sekali yaa Taman Ismail Marzuki ini setelah di renovasi, mupeng pengen nonton musical atau pertunjukan teater disana. Dulu ke Jakarta hanya ke Tangerang, gak sempat kemana-mana, huhu

    BalasHapus
  14. huwaaa TIM sekarang jadi bagus banget yaa, dulu pernah ngekos deket situ dan sering nongs situ, ahh jadi kangen apalagi secakep itu sekarang, mesti reservasi dulu ya sekarang buat main ke TIM?

    BalasHapus
  15. wah aku sampai seusia sekarang belum pernah ke taman ismail marzuki pdhal aku suka sekali yanga da nilai sejarah dan budayanya wah gak nyangka jika dulu kebun binatang

    BalasHapus
  16. Masya Allah jadi bagus ya kompleks TIM ini, apalagi dilihat dari atas. Jadi bikin bangga karena lebih mewah dan tertata apik.

    BalasHapus
  17. Ah kak sudah lamas aya tidak mengunjungi tempat ini, kalau ga salah terakhir ke tempat ini tahun 2014 apa 2015 gitu ya, pasti banyak yang baru ya

    BalasHapus
  18. Semoga TIM bisa menjadi pusat kesenian nasional dan internasional

    BalasHapus
  19. Happy banget Indonesia kalo punya gedung seni bertaraf internasional. Penasaran banget mau main ke TIM. Pengen nyobain nonton orkestra di sana, katanya akustik di gedung yang berkapasitas paling besar itu bagus banget.

    BalasHapus
  20. wuah keren ya
    berarti aku kalau ke Jakarta kudu mampir ke TIM
    karena yang sekarang lebih fresh dan instagramable ya, hihihi

    BalasHapus
  21. Salah satu komplek yang legendaris ya mba. Bagus juga sih kalau dikembangkan jadi pusat seni seperti itu. seniman kita juga jadi punya wadah mengembangkan karyanya.

    BalasHapus
  22. Jadi inget pertama kali ke TIM adalah kr planetarium ketika anak yg besar masih TK, sekarang kereen banget bangunannya

    BalasHapus
  23. Owalaah, ternyata dulunya TIM itu kebun binatang? Wo lha aku kudet sejarah ternyata.

    BalasHapus
  24. Saya tahunya Taman Ismail Marzuki ini cuma gedung seni tapi nggak pernah menginjakkan kaki di sana. Pastinya sekarang TIM bakalan lebih keren ya, mbak bangunannya dengan adanya revitalisasi ini dan bakal lebih banyak yang berkunjung ke sana

    BalasHapus
  25. kalau dari bentuk yang kubah setengah bola itu sepertinya satu masjid dan satu lagi planetarium ya?

    BalasHapus
  26. Udah lama banget ga mampir ke TIM, terakhir mungkin pas jaman sekolah. Sekarang makin apik ya, kapan-kapan main ke sana ah!

    BalasHapus
  27. Keren ya sekarang desain Taman Ismail Marzuki, aku dulu ke sini nemenin anak-anak ke Planetarium dari sekolah kira-kira 4 tahun yang lalu, next kalau ada waktu pingin juga berkunjung kembali dan merasakan atmosfer baru dari Taman Ismail Marzuki.

    BalasHapus
  28. Sungguh Wajah Baru Taman Ismail Marzuki ini tampak sangat menawan, elegan dan memungkinkan pengunjung menjadi lebih terinspirasi karena "art"nya sangat kuat sekali.
    Salut dan terima kasih sekali untuk Gubernur Jakarta kala itu, Pak Ali Sadikin yang mewujudkan tempat kumpul anak seni di Taman Ismail Marzuki.

    Manfaatnya terasa hingga kini.

    BalasHapus
  29. Wah belum pernah ke TIM. Wajah baru TIM jadi tambah ingin berlama-lama untuk eksplorasi di sana ya Mbak. Moga pas ke Jakarta, ada kesempatan untuk mampir

    BalasHapus
  30. Sering denger namanya tapi aku belum pernah kesana mbak, hehe.. Baru tau juga ternyata dulunya kebun binatang ya.. Moga kalo pandemi udah beneran selesai aku bisa kesana juga

    BalasHapus
  31. Wah keren banget. Meski sempat tinggal di (pinggiran) Jakarta tapi belum pernah main ke TIM ternyaata sekarang sudah direvitalisasi jadi pusat seni gini, ya.

    BalasHapus
  32. Wah penampakan gedungnya estetik banget. Pantes nyeni karena terinspirasi dari balok-balok not lagu. Fix wajib banget nih dikunjungi. Buat nambah pengetahuan dan inspirasi.

    BalasHapus
  33. TIM yang melegenda ini akhirnya saya ketahui juga sejarahnya. Bangga ya kita memiliki ruang dan waktu untuk berkarya dengan adanya TIMn

    BalasHapus
  34. Belum pernah ke Taman Ismail Marzuki tapi kok seneng ya mba lihat tulisan mba dimana TIM ini jadi wadah bagi orang yang suka akan seni dan budaya

    BalasHapus
  35. Wow melihat foto-fotonya aja bikin terpukau. Pasti senang sekali kalo bisa ke sana langsung. Nggak nyangka juga jika dulunya kebun binatang dan sekarang dibangun jadi pusat seni di Jakarta.

    BalasHapus
  36. Terimakasih sudah mengenal salah satu hal bersejarah, beruntung saya berkunjung di blog ini karena bisa membaca langsung pengalaman mbak. Karena saya tahu diri belum tentu bisa menginjakkan kako di tanah jakarta

    BalasHapus
  37. Bener. Tidak pernah tahu kalau sebelumnya Taman Ismail Marzuki adalah kebun binatang.

    BalasHapus

Hi... terima kasih sudah mampir dan membaca blog saya. Mohon berkomentar dengan sopan, tidak meninggalkan spam, tidak menggunakan LINK HIDUP di kolom komen. Sebelum berkomentar, mohon cek, apakah Anda sudah memiliki profil di akun Anda. Profil tanpa nama atau unknown profil tidak akan diterima berkomentar. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, sebaiknya tidak gunakan akun anonim.

Salam.