Menu

Percik Kata Nieke

Kamis, 20 Oktober 2022

Lebih Kreatif dengan Asus ROG Phone 6, Smartphone Andalan Gamer

Main game adalah salah satu cara healing yang bisa melahirkan ide-ide tulisan, blog, dan konten kreatif. Ada landasan ilmiahnya lho.

review ASUS ROG Phone 6 Series
ASUS ROG Phone 6, smartphone andalan gamer yang gahar. 
Foto: ASUS Indonesia.



Saya pernah dijuluki 'si aneh' oleh teman-teman satu sirkel karena suka berimajinasi. Memang saya kerap menuangkan imajinasi saya dalam bentuk gambar, tulisan, musik, lagu. 

Saya dan seorang teman yang satu frekuensi--sebut saja Pat, seorang copywriter di agensi Jakarta--malah pernah menyanyikan lagu Nina Bobo dalam tiga versi: normal, dangdut, dengan suara soprano lalu membagikannya dalam bentuk audio di Facebook. Saat itu memang belum ada Instagram dan TikTok. Facebook, Twitter dan blog sedang masa jaya-jayanya.

Apa pasal saya dan teman saya iseng bikin versi itu? Simpel. Saya memuat pose Pat yang sedang pura-pura tidur, lalu di sampingnya saya menata berbagai boneka. Foto itu saya beri caption atau keterangan: Putri Tidur Sleeping Beauty Pat lagi tidur nyenyak dengan lagu nina bobo. Teman saya itu membalas dengan becandaan sebuah lagu Nina Bobo. Kami pun saling berbalas komentar dengan menyanyikan lagu Nina Bobo dalam berbagai versi itu. 

Kalau dipikir-pikir, sungguh ironis. Mereka yang suka menyebut saya aneh ini adalah  teman-teman satu sirkel alias circle. Sebenarnya mereka baik, tapi mereka suka mengata-ngatai saya aneh kalau saya berimajinasi dan mewujudkan imajinasi saya dalam berbagai bentuk. Apalagi membagikannya di media sosial. 

Mereka kerap berkata begini. Belajar jadi orang normal! Apakah saya enggak normal?

Berkhayal itu kekanak-kanakan. Lho, kalian doyan kok nonton film hasil imajinasi sutradara dan penulis di bioskop.

Enggak usah aneh-aneh! Lha, apakah sutradara, penulis, dan pekerja kreatif itu semuanya orang aneh?

Rasanya saya begitu ingin membalas omongan mereka yang tidak paham boundaries (batasan pada diri dan privasi), mencoba mengatur dan mengubah kepribadian orang lain. Namun saya saat itu masih pribadi yang overthinking, naif, takut dibilang tidak baik. Apalagi mereka adalah orang-orang yang saya sebut satu sirkel, teman yang sudah saya anggap seperti keluarga.

Semua jeritan hati saya hanya berputar-putar di dalam kepala. Teman-teman saya di luar sirkel ini, termasuk kolega profesional dan tempat bekerja, justru menghargai hal yang teman-teman satu sirkel ini labeli dengan kata aneh.

Kamu enggak sakit hati atau tersinggung, dikata-katain aneh?

Awalnya tidak. Saya anggap saja angin lalu. Sejak kecil saya suka berimajinasi dan terbiasa menuangkannya menjadi dalam bentuk sesuatu. Bapak saya--kini sudah almarhum--memberi saya ruang berekspresi. Beliau mengajari saya menggambar, melukis, dan mengenalkan saya pada alat musik organ. Beliau kerap menyuruh saya bernyanyi kalau sedang bermain organ. 

Bapak saya pula yang mengenalkan saya pada hobi nonton panggung teater saat usia sekolah dasar. Sekeluarga kami nonton Teater Koma yang menampilkan kisah legendaris Sampek Engtay. Saya terpukau sekali nonton drama itu. Sampai membayangkan diri ingin jadi sutradara, penulis, atau mencoba bagaimana rasanya berakting di atas panggung.

Ketika saya usia SMP, Bapak memasang parabola di rumah. Usaha Bapak lagi bagus-bagusnya. Parabola saat itu dianggap barang mewah. Lewat parabola, saya bisa menyaksikan acara televisi dari berbagai negara. Tak hanya Asia, tapi juga Amerika dan Eropa. Saya senang sekali. 

Satu waktu, saya tak sengaja menambatkan tontonan pada sebuah saluran asing yang membahas di balik sebuah pembuatan film. Mulai dari cara pengambilan gambar, trik-trik dan ilusi kamera, animasi, dan pernak-pernik film lainnya. Acara itu membahas film-film penerima penghargaan beserta sutradara-sutradaranya, serta sekolah filmnya. Wah, saya langsung ingin sekolah film!

Saking semangatnya, saya makin rajin baca buku-buku cara menulis naskah. Waktu SMP, beberapa kali saya menulis naskah drama sekaligus menyutradarai pertunjukan drama sekolah pentas seni. 

Ketika masuk SMA, saya juga bergabung dengan Klub Drama dan Klub Jurnalistik sekolah. Dua dunia ini saya suka, seni dan menulis. Di dua klub itulah saya bertemu dengan teman-teman yang kemudian menjadi sahabat terbaik saya, hingga berpuluh tahun kemudian, yakni saat ini. Sahabat-sahabat saya ini tak pernah melihat kreativitas saya sebagai hal aneh, tapi sebagai keunikan dan bakat.

Pada 1998, terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Saat itulah saya mesti menerima kenyataan bahwa impian saya untuk sekolah seni tidak terwujud. Bisnis Bapak kolaps karena krisis. Ibu pun tak merestui saya memasuki dunia itu. 

cerpen pemenang lomba Nieke Indrietta
Cerpen-cerpen yang menang lomba saat SMU. Foto: dokumentasi pribadi/@katanieke

cerpen yang dimuat di majalah Nieke Indrietta
Beberapa di antara cerpen yang dimuat di majalah.
 Foto: dokumentasi pribadi/@katanieke


Kegiatan saya di Klub Drama dan Klub Jurnalistik rupanya menjadi penolong. Beberapa kali saya menjuarai lomba cerpen bahkan sampai tingkat nasional. Beberapa cerpen saya juga dimuat di majalah Anita Cermerlang, Ceria Remaja, dan Jawa Pos saat SMA. Itulah yang menjadi 'kartu' saya lolos masuk jurusan Ilmu Komunikasi ke sebuah universitas swasta di Jogja.

Lho kok Ilmu Komunikasi? Enggak jadi sekolah seni atau film?

Tidak, karena tidak ada restu Ibu. Tapi saya punya seorang tante yang baik hati. Ketika saya kebingungan memilih jurusan untuk kuliah, ia membantu saya menemukan yang tepat. Saat itu, jurusan populer adalah eksakta, insinyur atau teknik, ekonomi, akuntansi. Duh, semua jurusan favorit itu bukan minat saya. 

Tante saya membuka buku panduan universitas yang isinya lengkap dengan silabus dan mata kuliahnya. "Kenapa kamu enggak coba Ilmu Komunikasi?" 

Dia menunjukkan sebuah silabus yang isinya mata kuliah. Rupanya di situ ada pelajaran filmologi, sinematografi,  serta produksi acara audio visual untuk televisi dan radio. Selain itu, juga ada mata kuliah jurnalisme. Itu seperti yang saya inginkan. Saya pun berkuliah Ilmu Komunikasi di Jogja.  

Selama kuliah di Jogja, saya semakin rajin menulis cerpen yang berbuah honor ratusan ribu rupiah. Orangtua hanya mengirimi saya uang kuliah dan kos. Uang jajan, tambahan makan, materi kuliah semuanya tertopang dari uang honor saya. Di Jogja, saya juga menemukan teman-teman sefrekuensi yang tak pernah menganggap talenta saya sebagai hal aneh.



Itu sebabnya saya heran kenapa dihakimi dengan label aneh. Awalnya saya abaikan. Tapi pelabelan 'aneh' itu semakin kencang. Mulai muncul selentingan-selentingan tidak sedap, merendahkan, sampai upaya mengubah diri saya menjadi seseorang yang lain. Bahkan kadang cenderung merundung secara verbal. Lama-lama saya merasa tidak nyaman. 

Seorang sahabat  saya--di luar sirkel itu--menyadarkan saya, apa yang saya alami adalah bentuk perundungan verbal. Saya terjebak dalam lingkungan toksik. Perlahan saya juga menyadari, saya punya kecenderungan overthinking, tipe orang yang tidak enakan, takut dicap jahat kalau menolak, dan kurang menghargai diri sendiri. Kalau mereka memang orang-orang baik, mereka tidak akan melabeli saya aneh. Alih-alih, menerima saya apa adanya, tidak berusaha mengubah saya menjadi pribadi lain.

Menemukan teman-teman yang sefrekuensi dan bisa jadi support system memang tidak mudah. Ada teman yang di depan baik, ternyata di belakang bergosip. Semua orang pernah mengalaminya, minimal sekali. Saya lega bisa keluar dari lingkaran yang toksik itu.



Imajinasi Melahirkan Kreativitas


kutipan walt disney yang menginspirasi untuk menulis
Kanan (teks): Kutipan Walt Disney yang memotivasi 
untuk tidak takut berimajinasi. Kiri: saya (Nieke)



Siapa yang tak kenal Walt Disney? Dari tangannya, lahir film-film, animasi, kartun, dan berbagai tokoh imajinatif salah satunya Mickey Mouse. Saya pernah menonton film yang menceritakan kisah hidup Walt Disney dan terinspirasi. 

Saya tak berkutat di dunia film seperti cita-cita saat remaja, tapi film dan animasi menjadi inspirasi dalam melahirkan karya-karya tulisan dan konten. Kalau lagi mampet ide, saya cukup nonton film, drama termasuk drama Korea, dan main game untuk menstimulasi imajinasi dan ide-ide.

keunggulan ASUS ROG Phone 6
ASUS ROG Phone 6 Series yang dilengkapi fitur pendukung gamer.
Foto: ASUS Indonesia.



Main game? Yap, saya suka game atau permainan yang ada unsur story telling, petualangan, dan fantasi. Misalnya game yang tokohnya seorang nakhoda kapal dan harus berkeliling dunia. Sepanjang perjalanan, kapal harus bertarung melawan bajak laut. Kapal singgah ke pelabuhan dan berdagang di negara tujuan. 

Game lain yang populer saat saya remaja, Final Fantasy. Anak 1990-an yang doyan main game biasanya tahu Final Fantasy. Game ini memiliki tokoh-tokoh dengan karakternya masing-masing. Saking populernya, soundtrack game ini begitu terkenal. 

Tak sedikit lho, game yang kemudian diadaptasi ke bentuk film. Misalnya Street Fighter, game yang juga populer era 1990-an. Game ini memiliki banyak karakter dan bentuk permainannya adalah adu laga antar tokoh. Saking populernya, Hollywood mengangkatnya jadi sebuah film.

Game yang mengandung unsur fantasi, petualangan, dan laga yang saya suka saat ini adalah Mobile Legend. Saya suka tokoh-tokoh dalam game ini. Tapi jangan tanya skill saya main game ini, masih cupu. Buntutnya, saya malah lebih menikmati produk fan fiction dari Mobile Legend. 

Seorang fans dari Mobile Legend yang menamakan dirinya Hectorius Alkaline bahkan sampai membuat film animasi berdasarkan tokoh-tokoh ini. Coba nonton cerita yang terinspirasi dari Mobile Legend di Youtubenya deh. Keren.

Selama ini game selalu dipandang negatif lantaran unsur yang bikin candu. Sebenarnya itu tergantung pribadinya, sih. Saya juga sempat mengalami fase main game lupa waktu dan menunda makan. Waktu itu saya lagi getol-getolnya main game yang bisa mendekor rumah.

Untungnya ini tidak berlangsung lama. Begitu saya menyadari saya begitu terikat main game tersebut, saya menghapus permainan itu di ponsel saya dalam jangka waktu tertentu. Saya berhenti main game untuk beberapa bulan sampai saya bisa mengendalikan diri. Ternyata berhasil. Kuncinya adalah manajemen dan disiplin waktu. 


Benarkah Game Memacu Kreativitas?


Sebuah penelitian yang diadakan pada masa pandemi di Inggris mengungkap bahwa bermain game bisa meningkatkan kreativitas, meningkatkan literasi, menciptakan komunikasi, dan membentuk perilaku baik. Riset ini diadakan oleh National Literacy Trust bekerja sama dengan the Association of UK Interactive Entertainment (Ukie) dan Penguin Random House Children’s pada 2020.

Penelitian diadakan terhadap sekitar 4.626 orang muda berusia 11-16 di Inggris tersebut membuktikan game membentuk kebiasaan membaca, meningkatkan kreativitas, dan menumbuhkan empati.


Hasil Penelitian: 

Video game bisa jadi jalan yang menuntun pada dunia literasi bagi anak muda

🎮 Sebanyak 4 dari 5 anak muda atau 79 persen yang bermain video game, membaca artikel tentang permainan tersebut secara teratur. 
Materi yang dibaca:
🎮 Komunikasi di dalam permainan 40%
🎮 Review dan blog yang bahas permainan 31%
🎮 Buku-buku 22% 
🎮 Fan fiction 19% 
🎮 Sepertiga dari mereka atau 35% meyakini bermain video game mengubah mereka jadi pembaca yang baik. 


✅ Video game mendorong kreativitas anak muda melalui menulis 

🎮 3 dari 5 anak muda (63%) yang bermain video games menulis hal-hal terkait permainan tersebut 
🎮Hal-hal yang ditulis seperti skrip video game (28%)
🎮 Nasihat untuk menolong pemain lain (22%)
🎮 Fan fiction (11%)
🎮 Blog dan review (8%)
🎮 Sebanyak 3 dari 5 anak muda (58%) juga cenderung menulis atau mendesain video game sendiri
🎮  Lebih dari 3 dari 10 (31%) berpotensi membaca dan menulis tentang permainan video game tersebut di sekolah 

Video game bermanfaat meningkatkan empati 

🎮  Sepertiga anak muda (65%) mengatakan bermain video game membantu berimajinasi menjadi orang lain, sebuah indikasi manfaat membangun empati. 


Berbagi pengalaman dan kultur ketika bermain video game dapat mendukung komunikasi yang positif dengan keluarga dan teman. 

🎮 Sebanyak tiga perempat anak muda (76%) membahas video game dengan temannya, dibanding 3 dari 10 anak muda (29%) yang berdiskusi buku. Artinya, game membantu anak muda membangun koneksi di kehidupan nyata dan daring atau online, serta memelihara hubungan dengan keluarga dan teman. 


Bermain video game berhubungan dengan mendukung kesehartan mental anak muda 

🎮 Banyak anak muda yang mengatakan bahwa bermain video game membantu mereka mengatasi stres dan emosi-emosi sulit.


Video game berperan dalam mendukung kestabilan mental anak muda selama masa lockdown. 

🎮 Lebih dari separuh orangtua (56%) menyatakan anak-anaknya berbincang-bincang dengan keluarga dan teman-temannya sebagai bagian dari permainan video game saat lockdown masa pandemi. 
🎮 Sebanyak 3 dari 5 (60%) merasa komunikasi tersebut membantu kestabilan mental mereka.

Manfaat main game dirasakan remaja pria dan anak muda yang jarang membaca. 

🎮 Anak laki-laki lebih cenderung main video game dibanding anak perempuan (96% vs 65%). 
🎮 Hampir dua kali anak laki dan perempuan menyatakan mereka bercakap-cakap dengan keluarga dan teman sebagai bagian dari permainan video game semasa lockdown (71% vs 40%). 
🎮 Video game ditengarai efektif sebagai pendekatan terhadap orang-orang yang jarang membaca. 
🎮 Sebanyak 3 dari 4 anak muda (73%) yang tidak suka baca mengaku bermain game membantu mereka bisa merasakan menjadi bagian dari cerita di game, ketimbang ketika mereka membaca buku cerita berbasis teks. 

Membaca hasil penelitian itu, saya jadi paham kenapa saya bisa melahirkan ide-ide baru ketika main game dan menikmati fan fiction bertema game. 

Saya juga teringat semasa awal pandemi tahun 2020, ketika orang diminta untuk di rumah saja, bekerja, dan sekolah dari rumah. Keponakan dan sepupu saya yang getol main bareng Mobile Legend, malah lebih rajin bertukar kabar lewat ponsel. Padahal mereka berdomisli beda kota bahkan pulau. Ada yang di Surabaya, Jakarta, Palembang, Jogja. Tak cuma itu, rentang usianya beragam lho. Kaum keponakan dari usia SD sampai SMP, kaum sepupu dari generasi Y sampai Z.


ASUS Meluncurkan ROG Phone 6, Smartphone Andalan Gamer

ASUS ROG Phone 6 Series. 
Foto: ASUS Indonesia.



Omong-omong soal smartphone atau ponsel pintar spesialis game, pikiran langsung tertuju pada seri-seri ASUS ROG Phone. ASUS meluncurkan ROG Phone 6 Series, ponsel pintar (smartphone) yang berjuluk senjata paling gaharnya para gamer,  pada September 2022. Penasaran dong, kenapa  ASUS ROG Phone 6 menyandang predikat itu?

Kenalan dulu yuk. Nama ROG yang disematkan kepanjangan dari Republic Of Gamers. Seri 6 terdiri dari ASUS ROG Phone 6 dengan pilihan warna Storm White dan Phantom Black serta ASUS ROG Phone 6 Pro dengan warna Storm White. Kedua seri tergres ini diklaim benar-benar memanjakan gamer.



Fitur dan Keunggulan ASUS ROG Phone 6


apa keunggulan ASUS ROG Phone 6
ASUS ROG Phone 6 Series menyediakan berbagai fitur dan keunggulan
dibanding seri sebelumnya.
Foto: ASUS Indonesia


Layar AMOLED

Mulai dari layar AMOLED (Active Matrix Organic Light Emitting Diode). Layar AMOLED menggunakan teknologi panel OLED (Organic Light-Emitting Diode). Keunggulannya, menghemat pemakaian baterai. Soalnya konsumsi dayanya lebih sedikit. Bisa dibilang ramah lingkungan karena penggunaan energi yang lebih hemat.

Soal ketajaman warna, layar AMOLED jelas lebih unggul karena rasio kontras yang tinggi, yakni antara warna putih paling terang dan hitam tergelap. Layar AMOLED juga memunculkan warna lebih banyak sehingga kualitas tampilannya bakal lebih baik.


Teknologi yang mengutamakan kenyamanan mata pengguna

Ukuran display 6,78 inci dengan resolusi Full HD Plus 2.448 x 1.080 piksel dengan pelindung pelindung Corning Gorilla Glass Victus. Mata pengguna ASUS ROG Phone 6 bakal nyaman berjam-jam karena adanya teknologi Eye Care Display. Selain itu, layar ponsel gaming ini bisa refresh rate sampai 165 Hz. 


Perfoma yang bikin sat-set-sat-set

Asus ROG 6 sudah menggunakan OS Android 12, dengan tipe chipset Qualcomm Snapdragon. Adanya prosesor ini membuat clock speed CPU melesat hingga 3,2 GHz. Belum lagi, kapasitas RAM LPDDR5 mencapai 18GB dan penyimpanan SSD UFS3.1 hingga 512GB. Tak ada ceritanya di tengah permainan tetiba nge-lag.  


Tahan tempur

Seri ROG Phone 6 dilengkapi sistem pendinginan terbaru untuk permainan tanpa batas, yakni teknologi AeroActive Cooler 6 dan Thermoelectric AI Cooling System. Terknologi ini bertugas mendinginkan chipset ponsel secara menyeluruh (360 derajat). Ponselmu tak akan mudah panas dipakai bermain game dengan maksimal dalam jangka waktu lama. 

Plus, kapasitas baterai besar 6.000mAh yang mendukung main game lebih lama. Sistem pengisian daya cepat (fast charging) 65 Wattm dengan dua lubang port charging di bagian kiri dan bawah ponsel.


Sound yang bikin permainan lebih hidup


Ilustrasi sound dari ROG Phone 6 Series.
Foto: ASUS Indonesia.


Phone 6 dilengkapi pengaturan speaker canggih, yakni dua Speaker Super Linear 5-magnet 12x16 simetris yang didukung amplifier mono Cirrus Logic CS35L45. Plus, sinyal digital terbaik dari Dirac, membuat ROG Phone 6 Series memiliki sound yang lebar, jernih, dan kedalaman suara yang baik.


Tombol AirTrigger 6 dan Ultrasonic Buttons


Ilustrasi AirTrigger ROG Phone 6.
Foto: ASUS Indonesia.



Terdapat fitur Tekan & Kiri sehingga pengguna bisa memetakan tindakan berbeda saat menekan tombol pengaktif ultrasonik, serta tindakan berbeda kala mengangkat jari dari tombol. Pengguna juga dapat menggunakan giroskop untuk membidik atau mengontrol sudut pandang. Caranya, tekan dan tahan tombol ultrasonik, kemudian mengontrol area tampilan dengan menggerakkan atau memiringkan ponsel.

Kamera canggih dukung video streaming

ROG Phone 6 memiliki tiga kamera belakang dengan kamera utama 50 MP (sensor Sony IMX766), kamera ultrawide 13 MP, dan kamera makro 5 MP. Dengan kamera utama, pengguna bisa melakukan perbesaran 2x lossless asli dalam kondisi pencahayaan siang hari. Kamera ini beralih ke zoom digital 2x berdasarkan mode 12,5MP pada kondisi pencahayaan rendah.

Kamera kedua memiliki lensa sudut ultra lebar 13MP sehingga bisa merekam sampai sudut 125 derajat dengan koreksi distorsi secara real time. Kamera ketiga berwujud lensa makro 5MP. 

Sementara itu kamera depan dengan resolusi 12 MP bisa merekam grup selfie secara berkualitas. Kamera depan ini juga bisa digunakan gamer yang ingin video streaming secara langsung. 

Butuh foto selfie buat profil medsos biar personal branding makin melambung? Kamera selfie 12 MP dengan sensor Sony IMX663 yang juga bisa digunakan buat selfie dan video call. 

fitur kamera di ASUS ROG Phone 6 Series
Keunggulan kamera di ASUS ROG Phone 6 Series.
Foto: ASUS Indonesia



Nah, terbayang kan betapa gaharnya ASUS Phone 6 Series ini? Buat teman pembaca yang mau beli ROG Phone 6 PRO, kalian bisa pre-order pada 24 Oktober - 10 November 2022. Untuk pemesanan awal ini, kalian akan mendapat banyak promo menarik, antara lain Free Aero Active Cooler 6 + Devil Case + Exclusive Backpack ROGXONIC Esports selama persediaan masih ada, dengan total keuntungan hingga Rp.2.000.000. 

Untuk ROG Phone 6 PRO ini bisa kalian dapetin dengan harga Rp 18,999,000 eksklusif hanya di Erafone, Urban Republic, ROG Store, ASUS Online Store, ASUS Exclusive Store, Eraspace dan Tokopedia.  Info selengkapnya kamu bisa cek di sini ya : https://rog.asus.com/id/phones/rog-phone-6-model/  

ROG Phone 6 sekarang udah tersedia  di partner-partner penjualan ROG Phone 6 yang bisa kalian dapetin langsung di Erafone, Urban Republic, ROG Store, ASUS Online Store, ASUS Exclusive Store, Eraspace, dan  JD.ID langsung dengan harga Rp 10.999.000 untuk variant 8/256GB dan ROG Phone 6 12/256GB dengan harga Rp 13.999.000.  

So, tunggu apalagi buruan beli sebelum kehabisan!

"Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS ROG Phone 6 Blog Writing Competition di Blog Katerina Travelerien



Salam hangat,
Kata Nieke


Referensi:

Materi pers release ASUS ROG Phone 6 dari ASUS Indonesia

https://rog.asus.com/event/rog-phone-6/id/

https://www.travelerien.com/2022/09/rog-phone-6-series.html

https://literacytrust.org.uk/news/our-new-research-reveals-benefits-of-video-games-for-young-peoples-literacy-creativity-and-wellbeing/  

Seluruh foto tentang ASUS ROG Phone 6 berasal dari ASUS Indonesia untuk kepentingan lomba menulis. 

39 komentar:

  1. Wah iya ya mbak
    Smartphone ROG phone 6 ini nggak hanya andalan para gamers
    Tapi juga membantu konten kreator untuk tetap kreatif

    BalasHapus
  2. Dari game juga banyak anak-anak yang jago bahasa inggris. Keren mba...bisa konsisten beekarya sampai sekarang.

    BalasHapus
  3. Mbak...memang kalau enggak sefekruensi seseorang dianggap aneh oleh orang lain ya..Padahal memang setiap orang istimewa dengan segala talenta juga kekurangannya. Semangat terus ya
    Senang baca tentang passion-nya sejak dulu yang sampai kini eksis dilakoni

    BalasHapus
  4. wah ini cocok banget untuk keponakan yang hobi main games, harus pakai phone jenis ini agar permainan gamesnya makin seru ya, btw ternyata hasil penelitian main games dapat membuat anak jadi lebih empati ya, baru tahu saya mba, selama ini malah melihatnya mereka cenderung cuek, namun ternyata sebaliknya, menarik pengen baca penelitiannya

    BalasHapus
  5. Wahhhh cakep banget ASUS ROG Phone 6 ini, apalagi buat yang hobby nge-game. Performanya buas banget. Kameranya juga ngga kalah jawara.

    BalasHapus
  6. Cari teman yang satu frekuensi dalam lingkaran pergaulan itu tidak mudah. Apalagi bagi anak sekolah. Tapi syukurlah saat jelang dewasa Kak Nieke menemukan lingkaran yang lebih positif dan mendukung.

    Gak nyaman banget punya lingkaran yang toksik gitu

    Saya pernah sangat suka main game waktu Palung balita. Buang stres dan suka dengan game bajak laut yang jualan komoditi di setiap pelabuhan. Pengen cari game itu lagi di play store.

    Tapi sadar dirilah kalau main game memang butuh ponsel yang sesuai Kayak ASUS ROG itu. Bikin mupeng, tuh.

    BalasHapus
  7. Saya pengguna setia ASUS sejak 2014 dan sampai sekarang betah pakai produknya nggak cuma HP tapi lappynya juga. Dan, emang ASUS ini juwara sama produknya. Karena saya bukan gamer, jadinya kalau dapet HP ini paling, buat nonton drakor atau ngonten. Soalnya resolusinya setara dengan produknya content creator. Semoga dapat ya kakak.. 🥰

    BalasHapus
  8. Mupeng dengan hasil kamera selfie nya nih keren banget ya buat foto jadi bagus banget

    BalasHapus
  9. ASUS nih emang juaraaakkk bgt.
    Produk2nya dibutuhkan semua orang.
    Apalagi yg gemar gaming ya
    Love Asus 😍

    BalasHapus
  10. Oh wait, saya baru tahu kalau asus punya produk hp gaming. Masyaa Allah, asus makin banyak aja inovasinya

    BalasHapus
  11. Penasaran ingin langsung menjajal produk Asus satu ini..lebih bagus dan keren banget ya

    BalasHapus
  12. Asus emang asik.. fiturnya gampang dipakai, simple tapi sangat memanjakan, harganya juga terjangkau dibanding HP elit lainnya.. btw Mbak Nieke ini extra ordinary, segala bisa dan bakat seninya terpancar sampai kini lewat tulisan dan video

    BalasHapus
  13. Ini emang jadi ponsel impianku juga sih, aslii daridulu pengen ngerasain ngegame pakai ponsel satu ini hehe.. mudah2an ada rejekinya nanti, aamiin!

    BalasHapus
  14. wah asus betul-betul memahami pelanggan ya, untuk produk yang satu ini memang dibutuhkan gamer, performanya mantap

    BalasHapus
  15. Wah ini ROG versi smartphone ya, gilaa keren banget. ASUS emang inovasinya ga pernah mati

    BalasHapus
  16. Kak Niek...kita kayanya kalau ketemu bisa langsung flip flop deh..
    Soalnya aku juga sering dilabeli aneh, hehehe..
    Maka dari itu suka banget mainan di twitter, karena di sana dunianya orang-orang weird yaah..

    Tapi aku setuju banget untuk mendukung keunikan yang kita miliki dengan gadget yang mumpuni seperti ASUS ROG Phone 6. Karena kreativitas tanpa batas terkait video, tulisan atau apaupun bisa terwujud tanpa worry smartphone-nya bakalan ngambek.

    BalasHapus
  17. Ini merek yang dari dulu aku mau. Semoga kebeli. Aamiin

    BalasHapus
  18. Gapapa mba dianggap aneh, udah biasa tuh. Orang2 kreatif kan sering dilabelin gitu. Yang penting hasil karyanya melampaui kemampuan orang2 yang hanya bisa melabeli orang lain. Terus berkarya didukung dengan perangkat canggih, memang udah jamannya begitu. Yes banget nih klo punya ASUS ROG Phone 6, bakalan makin aktif berkarya karena semua dimudahkan oleh spesifikasinya yang tiada tanding saat ini.

    BalasHapus
  19. Kasusnya mbak Nieke sangat gue banget...hehehe. Dan itu terjadi hingga kini disaat saya ingin berfokus menjadikan menulis sebagai profesi, banyak yg underestimate. Begitu juga soal main game, game dari dulu dianggap toxic oleh orangtua saya. Jadi ngumpet2 tuh kalau mau main game dan pasti ga bisa lama. Semoga para orangtua jaman now sudah bisa menyesuaikan dengan teknologi sekarang dan jangan lupa pakai Asuznya 😁

    BalasHapus
  20. keren banget nih ASUS ROG Phone, sepertinya tidak hanya untuk gamer, content creator juga membutuhkannya nih mbak

    BalasHapus
  21. Harus kasi tau paksu ini, secara dia hobinya ngegame, produk hp ROG Phone Asus ciamik banget ya, ada tombol airtrigger 6 dan untrasonic button pula

    BalasHapus
  22. Sangat apresiasi buat orang tua.mb Nieke terutama ayahnya yang menggali potensi dalam.diri anak.

    Saya sebagai orang tua jaman NOW jg belajar mencari potensi anak, banyak kan yaa dulu kuliah apa kerja dibagian yg melenceng. Nah kalau bakat anak tergali dan bisa untuk tumpuan hidup.kan seru menjalani yg disuka dpt cuan.

    BalasHapus
  23. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang memang manfaatkan imajinasi kerap kali diremehkan. Tetapi begitu karyanya booming dan ngena banget, baru diakui. Orang memang malas melihat proses, tapi senang melihat hasilnya saja. Membaca cerita kakak di awal, saya teringat kisah Stan Lee yang berkhayal dengan Spidermannya...

    Keren juga kisah kakak dengan cerpennya..Jadi semangat untuk mengasah lagi.

    BTW Asus ROG Phone 6 memang keren buat gaming, dan sekarang pekerjaan jadi pro gamer bukan lagi hal yang tabu bagi anak-anak muda. Memang sebagian boomer masih menganggap bermain game itu hanya sia-sia, padahal anggapan sepenuhnya tidak benar..

    BalasHapus
  24. Perkembangan teknologi memang semakin membuka mata kita bahwa sesuatu yang dulu dianggap aneh, bisa sangat menghasilkan dan bermanfaat. Salah satunya main game. Dulu orang tua nganggap main game itu gak berguna sama sekali dan buang-buang waktu..
    Sekarang, orang tua berlomba-lomba malah untuk mendaftarkan anaknya ikut kejuaraan game. Asalkan porsi bermain gamenya terjaga, tidak masalah..

    O iya kak, untuk kakak tetap semangat ya, memang penulis-penulis hebat itu banyak di awal karirnya yang dibilang aneh-aneh. Salah satunya J.K Rowlling.

    BalasHapus
  25. wogh, keren ini smartphone gamingnya. fisiknya macho dan fiturnya pun mantab. sepertinya cocok juga untuk desainer atau penggemar drama korea (seperti saya xD) hehehe

    BalasHapus
  26. Setelah membaca artikel ini, sikap saya yang terkadang agak kurang gimana gitu kalau liat generasi muda pada mabar sepertinya perlu ditinjau ulang kembali. Jadi pingin punya ASUS ROG Phone juga :D

    BalasHapus
  27. Kalau lihat era sekarang, orang tua harus berpikir ulang bahwa games adalah hal tidak melulu negatif. Apalagi dengan ASUS ROG ini. Bisa jadi games menjadi peluang untuk semakin kreatif dan mengukir masa depan dengan cara mereka sendiri.

    BalasHapus
  28. Senang banget jika berjodoh dengan ponsel keren Asus rog ini. Saya pengguna Asus baik laptop maupun ponsel. Meski ponsel Asus saya ini masih model lama. Semoga berjodoh dengan Asus rog nya ya

    BalasHapus
  29. Seru banget perjalanan menulis Mbak Nieke, mulai dari majalah hingga blog. Nah, kalau Asus ROG udah ga perlu dipertanyakan lagi ya kualitasnya, kamera dan prosesornya udah pasti sat set sat set mempermudah kebutuhan zaman now

    BalasHapus
  30. Keren ya keunggulan Asus Rog Phone 6 ternyata ga main2 mumpuni banget dan sesuai dengan kebutuhan anak muda kekinian

    BalasHapus
  31. Semakin banyak org yg menganggap kita aneh berarti kita beda Mba, kita unik kalii yaa. Hehhe malah jadi lecutan biar mereka gak bisa berkata2 lgi saat liat karya kita terpampangg jelass

    BalasHapus
  32. Asus Rog dan cerita hidupnya sama sama keren dan nenginspirasi.Setuju banget selamatkan diri dari orang orang yang berpikiran salah tentang bagaimana kita mengemukakan pendapat orisinal kita

    BalasHapus
  33. anakku kalau dikasih ASUS ini pasti makin anteng aja main game hehe. Keren nih ASUS, emaknya sendiri juga jadi pengen punya

    BalasHapus
  34. Hape ini sudah tidak perlu diragukan lagi kualitasnya memang sangat menunjang untuk daily driver maupun gaming mode

    BalasHapus
  35. Keren banget hape yang satu ini sih. Bisa buat content creator juga. Gak hanya untuk gamer.

    BalasHapus
  36. Hape yang ciamik buat jadi senjata perang gamers maupun konten kreator, karena speknya itu loh mumpuni ya

    BalasHapus
  37. Wah keren kak zaman dulu kebayang ga mudah memenangkan lomba cerpen atau karyanya masuk koran. Bener banget imajinasi itu bisa jadi karya termasuk jadi game

    BalasHapus
  38. ASUS ROG Phone 6 ini memang andalan
    Nggak hanya mendukung para gamer
    Tapi juga menjadi andalan para konten kreator

    BalasHapus
  39. Sebuah HP yang keren banget ini karena soal game sudah oke, kamera juga sudah bagus banget ditambah performa yang benar-benar tinggi

    BalasHapus

Hi... terima kasih sudah mampir dan membaca blog saya. Mohon berkomentar dengan sopan, tidak meninggalkan spam, tidak menggunakan LINK HIDUP di kolom komen. Sebelum berkomentar, mohon cek, apakah Anda sudah memiliki profil di akun Anda. Profil tanpa nama atau unknown profil tidak akan diterima berkomentar. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, sebaiknya tidak gunakan akun anonim.

Salam.